Suara.com - Tentara Israel dilaporkan mulai menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) buat menyerang wilayah Gaza Palestina. Tak tanggung-tanggung, mereka menggunakan tiga produk AI sekaligus.
Pertama, produk teknologi AI yang dipakai Israel bernama Lavender. Sistem ini digunakan untuk mengidentifikasi anggota Hamas dan Palestinian Islamic Jihad (PIJ) sebagai target pengeboman.
Alasan militer Israel menggunakan produk AI Lavender demi memudahkan mereka untuk mendeteksi target tanpa perlu penundaan karena persetujuan atasan.
"Mesin melakukannya dengan dingin, dan itu membuatnya lebih mudah," kata seorang perwira intelijen Israel, dikutip dari India Today, Minggu (7/4/2024).
Narasumber lain yang juga menggunakan teknologi itu menjelaskan, dirinya hanya memerlukan waktu 20 detik untuk mencari target. Ia bisa mencari lusinan orang tiap hari lewat AI tersebut.
"Ini menghemat banyak waktu," katanya.
Teknologi AI kedua yang dipakai tentara Israel bernama Gospel. Berbeda dari Lavender yang mengincar manusia, Gospel membidik target berupa bangunan.
Memang belum ada informasi spesifik mengenai kemampuan Lavender atau Gospel. Namun laporan menyebut kalau Lavender bisa mencapai tingkat akurasi hingga 90 persen.
Dikatakan kalau Lavender bisa menyeleksi target dari 2,3 juta penduduk di Jalur Gaza. Bahkan mesin itu bisa memberikan rating kepada hampir setiap orang di Gaza, yang menunjukkan siapa paling militan atau sebaliknya.
Baca Juga: Imam Masjid Istiqlal: Aksi Nyata Lebih Dibutuhkan Dibanding Boikot
Namun Lavender terkadang juga salah menargetkan sasarannya karena beroperasi otomatis tanpa kendali manusia. Akibatnya, teknologi itu banyak menargetkan orang yang ternyata warga sipil biasa.
Produk AI lain yang dipakai Israel bernama "Where's Daddy?". Sistem ini bisa melacak target yang sedang berada di rumah keluarga mereka.
“Kami tidak tertarik untuk membunuh para agen ketika mereka berada di gedung militer atau terlibat dalam aktivitas militer. IDF (Israel Defense Forces atau Pasukan Pertahanan Israel) mengebom rumah-rumah mereka tanpa ragu-ragu, sebagai pilihan pertama," kata narasumber lain.
"Jauh lebih mudah untuk mengebom rumah sebuah keluarga. Sistem ini dibangun untuk mencari mereka dalam situasi seperti ini,” sambung sang intel.
Selain itu, IDF pun sudah menetapkan aturan terkait berapa banyak warga sipil yang boleh dibunuh sebelum mereka mengizinkan serangan terhadap sasaran tertentu.
Disebutkan kalau mereka diperbolehkan menyerang 15 hingga 20 warga sipil dalam serangan udara yang menargetkan militan berpangkat rendah selama beberapa minggu pertama.
Berita Terkait
-
Imam Masjid Istiqlal: Aksi Nyata Lebih Dibutuhkan Dibanding Boikot
-
McDonald's Akusisi 225 Cabang Alonyal Israel: Restoran Pendukung Penjajahan Palestina
-
Dunia Bangkit Bersama, Ramai-ramai Seret Israel Ke Mahkamah Internasional Terkait Genosida Di Gaza
-
Boikot di Indonesia Sukses, McDonald's Ambil Alih Semua Restorannya di Israel dari Perusahaan Lokal
-
Wanda Hamidah Protes Masjid Istiqlal Beri Takjil dari Brand Pro Israel: Kok Kita seperti Negara Munafik?
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
Terkini
-
Prompt Gemini AI Siap Pakai untuk Foto Estetik di Kafe yang Viral agar Natural
-
Apa Saja Update Seed Stages Grow a Garden? Ada 25 Reward Menanti
-
Spesifikasi Xiaomi 17 Pro Max: Bawa Snapdragon 8 Elite Gen 5, Layar Belakang ala Mi 11 Ultra
-
Vivo Segera Rilis Sistem Operasi OriginOS ke Luar China, Gantikan FunTouch OS
-
Realme GT 8 Pro Debut Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, Skor AnTuTu Tembus 4 Juta Lebih
-
Vivo V60 Lite Masuk Indonesia 2 Oktober, Intip Spesifikasinya
-
Komdigi Sebut Indonesia Harus Mandiri Kembangkan AI biar Tak Bergantung Teknologi Asing
-
13 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September 2025: Skuad Mesti Gahar, Pele dan Petit Menantimu
-
25 Kode Redeem FF Terbaru 28 September 2025, Klaim Diamond dan Bundle Langka Sekarang
-
4 HP dengan Kamera Stabil di Bawah Rp3 Juta: Cocok untuk Konten Harian dan Video Anti-Goyang