Suara.com - Berdasarkan survei, Kaspersky merilis ancaman siber apa saja yang akan mewarnai dan menjadi tren di sepanjang 2024.
Terungkap ada dua ancaman siber yang siap menjadi tren dan harus diwaspadai, yakni serangan rantai pasokan (6,8 persen) dan upaya phishing yang ditargetkan (5,1 persen) yang tetap menjadi ancaman yang jelas dan nyata bagi bisnis.
Menengok ke belakang, berdasarkan survei Kaspersky sebelumnya yang dilakukan pada 2022, risiko ancaman siber terbesar yang muncul adalah ransomware (66 persen) bersama dengan pencurian data (juga 66 persen).
Kemudian diikuti oleh sabotase siber (62 persen), serangan rantai pasokan (60 persen) dan serangan DDos (juga 60 persen), spionase siber (59 persen), ancaman persisten tingkat lanjut [APT] (57 persen) dan penambangan kripto (56 persen).
Berdasarkan statistik pada 2023. target paling produktif oleh pelaku ancaman adalah pemerintahan (27,9 persen), lembaga keuangan (12,2 persen), manufaktur (17 persen) dan perusahaan IT (8,8 persen).
“Pemerintah menjadi target paling produktif oleh pelaku ancaman diikuti oleh manufaktur dan lembaga keuangan dengan risiko ancaman siber terbesar adalah ransomware dan sabotase siber,” kata Igor Kuznetsov, Direktur, Tim Riset & Analisis Global (GReAT) di Kaspersky.
Layanan keamanan Kaspersky mendeteksi lebih dari 411.000 sampel malware unik setiap hari pada 2024 yang merupakan peningkatan lebih dari 403.000 setiap hari pada 2023.
Dalam hal insiden keamanan siber, lebih dari 99 persen terdeteksi oleh sistem otomatis.
Pada 2023 juga terdeteksi 106 juta URL berbahaya unik dan 200 grup ancaman persisten tingkat lanjut (APT) yang saat ini aktif.
Menariknya, di kesempatan itu, Igor menyampaikan apa yang menjadi mitos dalam ransomware yang selalu menjadi plihan menarik bagi penjahat siber.
Baca Juga: Imbas Serangan Hacker, Proyek Pusat Data Nasional Rp 2,7 T Baru Beroperasi Tahun Depan
“Ada tiga mitos populer terkait ransomware, pertama adalah bahwa penjahat dunia maya hanyalah penjahat dengan pendidikan TI, bahwa target ransomware ditetapkan sebelum serangan, dan bahwa geng ransomware juga bertindak secara bersama," beber Igor.
Menurutnya, hal ini justru bertentangan dengan pendapat umum.
Pada dasarnya, sebagian besar insiden dunia maya merupakan serangan oportunistik sementara banyak geng ransomware benar-benar bekerja sama dengan afiliasi seperti halnya bisnis, melakukan ransomware as a service (RaaS).
Pendekatan kolaboratif ini memungkinkan penjahat dunia maya untuk menyatukan keahlian mereka, membuat serangan ransomware lebih canggih dan sulitas untuk dilawan.
Hal ini sekaligus memastikan seluruh proses dari pelanggaran awal hingga pencucian dana ditangani oleh spesialis di setiap tahap.
Ia memperingatkan bahwa meskipun tebusan dibayarkan, data tersebut mungkin telah dicuri dan dapat dibocorkan nanti atau digunakan untuk upaya pemerasan lebih lanjut.
![Igor Kuznetsov, Direktur, Tim Riset & Analisis Global (GReAT) di Kaspersky dalam acara Kaspersky CSW, Sri Lanka, belum lama ini. [Suara.com/Dythia Novianty]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/12/83922-igor-kuznetsov-direktur-tim-riset-analisis-global-great-di-kaspersky.jpg)
Sebaliknya, Igor menyoroti solusi alternatif, dimana korban sering kali dapat memulihkan data mereka tanpa membayar.
Berita Terkait
- 
            
              Diserang Ransomware, Layanan Beasiswa Kemendikbud Ristek di Pusat Data Nasional Akhirnya Pulih
- 
            
              Bahaya! Teguh Aprianto Ungkap Windows Bajakan Bisa Jadi Pintu Masuk Para Hacker
- 
            
              Waspada Penipuan! Kaspersky Rilis Fitur Blokir Panggilan Nomor Asing
- 
            
              DPR Usul Ada UU Baru Biar Kominfo Tak Urus Keamanan Siber
- 
            
              Dirjen Aptika Mundur Akibat Ransomware PDNS, Kominfo Tetap Harus Tanggung Jawab
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Terungkap! 66 Persen Orang Dewasa di Indonesia Jadi Korban Scam, Kerugian Setahun Rp 49 Triliun
- 
            
              Batam Kini Punya Fasilitas Data Center Super Cepat untuk Bisnis Modern
- 
            
              Tablet Xiaomi Redmi Pad 2 Pro Masuk Indonesia 7 November, Intip Bocoran Spesifikasinya
- 
            
              19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 31 Oktober 2025, Banjir Pemain OVR 111-113 dan Gems Gratis
- 
            
              Nothing CMF Watch 3 Pro dan CMF Headphone Pro Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
- 
            
              Intip Keunggulan Redmi 15: HP Murah Xiaomi Punya Baterai 7.000 mAh
- 
            
              Lazada Siapkan 5 Teknologi AI Sekaligus Jelang Harbolnas 11.11, Secanggih Apa?
- 
            
              Update Harga Xiaomi TV A 32, Ketahui Kelebihan dan Kekurangan Smart TV Rp1 Jutaan Ini
- 
            
              Usai Debut di China, Realme GT 8 Pro Bersiap ke Pasar Internasional
- 
            
              Update Bracket Playoffs MPL ID S16: ONIC-AE di Final Upper, Navi-Dewa Tersingkir