Suara.com - Keamanan aplikasi seluler menjadi hal yang sangat penting di era mobile economy seperti sekarang ini. Pemilik brand hari ini butuh berinvestasi pada teknologi untuk melindungi konsumen mereka.
Peranan SDK (software development kit) atau kit pengembangan perangkat lunak sangat membantu dalam hal autentikasi. Karena itu, SDK juga perlu diproteksi atau dilindungi dalam setiap aplikasi.
“Jika pelaku kejahatan berhasil membobol SDK dan mencuri IP, perusahaan itu akan punya masalah dalam bisnisnya. Dan apa yang baru saja mereka lakukan adalah membuka bisnis mereka untuk semua jenis serangan ini,” ucap Chief Product Officer dari Appdome, Chris Roeckl saat kegiatan temu media beberapa waktu yang lalu di Jakarta.
Menurutnya, Indonesia merupakan negara pengguna aplikasi yang cukup besar. Sayangnya, ada para pelaku tindak kejahatan yang ingin menyusup ke akun seseorang dan mencuri uang mereka.
“Kepercayaan adalah segalanya, kita memiliki hubungan kepercayaan dengan sebuah aplikasi. Ketika penyedia aplikasi kehilangan konsumen, berarti kehilangan pendapatan.”
Chris pun mengimbau perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menjaga keamanan pelanggannya dengan lebih serius. Menurutnya, masih sedikit perusahaan yang melakukan hal tersebut. Masalah utama yang dihadapi saat ini adalah kurangnya kesadaran dari perusahaan itu sendiri.
"Apabila diperhatikan, jumlah perusahaan yang secara aktif melindungi dirinya dari ancaman siber masih sedikit. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran. Survei yang kami lakukan ini bukan hanya untuk masyarakat, tetapi kami gaungkan kepada perusahaan-perusahaan karena resiko serangan dapat membuat perusahaan kehilangan konsumen mereka.”
Memperkuat proteksi keamanan siber serta data pelanggan jauh lebih penting dibandingkan menanggulangi tindak kejahatan siber.
"Setiap kali Anda kehilangan konsumen, Anda kehilangan uang. Langkah pertama adalah mengedukasi perusahaan tentang pentingnya keamanan siber. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang, tapi harus dilakukan," imbuhnya.
Appdome, platform untuk layanan pertahanan aplikasi seluler, baru-baru ini mengumumkan hasil Survei Konsumen Global Tahunan ke-4 tentang Keamanan Aplikasi Seluler di konferensi OWASP Global AppSec . Survei tersebut mengungkap bahwa pengguna akhir perangkat seluler sangat menyadari akan meningkatnya ancaman keamanan, penipuan, dan privasi saat mereka menggunakan aplikasi seluler dan menuntut agar brand dan perusahaan seluler untuk bergerak memberikan pertahanan nyata pada ancaman-ancaman tersebut.
Beberapa waktu yang lalu Appdome juga merilis layanan proteksi SDK seluler dan streaming ancaman seluler baru, yaitu Appdome SDKProtect™. Appdome SDKProtect dirancang untuk menumpas risiko rantai pasokan pihak ketiga pada aplikasi seluler sekaligus mendemokratisasi inteligensi ancaman seluler dan data telemetri di kalangan pengembang SDK seluler.
Layanan baru ini membantu pengembang SDK seluler untuk dengan cepat dan mudah membuat versi SDK seluler yang terlindungi sekaligus sadar ancaman, sehingga mengurangi penipuan serta memastikan kepatuhan.
“Bahwa semua langkah di sepanjang rantai pasokan pihak ketiga perlu diamankan. Jadi sebenarnya, sampai saat ini, Anda akan melakukan beberapa keamanan di aplikasi dan berharap itu akan melindungi SDK. Dan apa yang kita semua pelajari adalah bahwa ada begitu banyak komponen berharga dalam aplikasi ini, sehingga Anda juga harus fokus pada SDK itu sendiri," terang Chris.
Berita Terkait
-
Cara Membuat Video Berpelukan dengan Vidu Studio, Bisa Lewat HP dan PC
-
Biometrik Wajah Jadi Sistem Pembayaran Digital Terbaru, Apakah Aman?
-
3 Pemenang Hacktrace Independence Day Competition 2024, Turnamen Keamanan Siber
-
Dukung Keamanan Digital Infrastruktur Vital di Indonesia, ITSEC Asia Selenggarakan Cybersecurity Summit 2024
-
Manfaatkan Fitur AI, Perusahaan Ini Rilis Aplikasi untuk Pilih Gelang dan Kacamata
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Bocoran Spesifikasi PS6, Lebih Kencang 8 Kali Lipat dari PS5!
-
12 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 16 September 2025: Klaim Hadiah, Hadir Son Heung-min dan Kessie
-
iOS 26 Bikin iPhone Panas dan Boros Baterai, Ini Klarifikasi Apple
-
52 Kode Redeem FF Terbaru 16 September 2025, Klaim M1014 Green Flame Draco dan SG2 OPM
-
Cara Mengedit Foto yang Lagi Viral, Buat Miniatur Efek Retro Pakai Gemini AI
-
HP Baru iQOO Muncul di Geekbench: Usung RAM 16 GB dan Dimensity 9500
-
Apple Rencanakan Peluncuran iPhone dan MacBook Baru di Awal 2026?
-
Ubah Foto Biasa Jadi Profesional LinkedIn, Cuma Modal Gemini AI Pakai Prompt Ini!
-
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
-
Video Lawas Budi Arie Viral Lagi, Sebut Masuk Penjara Bila Kalah di Pilpres 2024