Suara.com - Penggunaan ponsel dalam hubungan sering kali menjadi perdebatan, terutama dalam hal batasan privasi dan kepercayaan.
Meski terlihat sepele, para pakar hubungan memperingatkan bahwa kebiasaan tertentu dalam penggunaan ponsel bisa menjadi tanda bahaya serius, terutama jika mengarah pada pola kontrol koersif berbasis teknologi.
Menyadur dari Unilad, Sebuah penelitian baru-baru ini yang melibatkan 2.046 orang dewasa di Australia, diterbitkan oleh eSafety, menyoroti pandangan masyarakat tentang perilaku yang dianggap wajar atau mengkhawatirkan dalam hubungan.
Studi ini mengajukan pertanyaan tentang berbagai kebiasaan teknologi, seperti berbagi kode sandi perangkat pribadi, melacak pasangan melalui aplikasi, atau harapan agar pasangan selalu tersedia untuk dihubungi.
Hasilnya menunjukkan bahwa:
- 23,3% responden setuju bahwa mengetahui kode sandi pasangan adalah hal yang wajar.
- 13,6% menganggap pelacakan pasangan melalui aplikasi seperti Find My Friends atau Life360 dapat diterima.
- 19,1% merasa bahwa pasangan yang selalu tersedia untuk teks, panggilan, atau obrolan video adalah tanda perhatian yang normal.
Namun, temuan ini juga menyoroti adanya normalisasi perilaku yang berpotensi melanggar privasi dalam hubungan intim.
Ketika Kebiasaan Menjadi Tanda Bahaya
Komisioner Keamanan Elektronik, Julie Inman Grant, menyoroti bahaya di balik normalisasi ekspektasi berbasis teknologi dalam hubungan.
Menurutnya, meskipun ada alasan praktis untuk berbagi kode sandi atau melacak lokasi pasangan, kebiasaan ini dapat dengan mudah berubah menjadi bentuk kontrol koersif.
Baca Juga: Bakteri di Ponsel: Fakta Menjijikkan yang Harus Diketahui
"Teknologi memungkinkan kita untuk melacak, memeriksa, dan mengawasi setiap tindakan pasangan kita. Jika tidak diawasi, hal ini dapat mengikis privasi, batasan, dan hak asasi seseorang dalam hubungan intim," ujar Grant.
Grant juga menjelaskan bahwa kontrol koersif berbasis teknologi sering kali sulit dikenali. Pelaku biasanya menggambarkan perilaku mereka sebagai bentuk perhatian atau cinta yang mendalam, tetapi sebenarnya merupakan pola kekerasan terselubung.
"Ini seperti serigala berbulu domba—kekerasan yang berkedok cinta," tambahnya.
Apa yang Harus Diwaspadai?
Tanda-tanda kontrol koersif berbasis teknologi dalam hubungan meliputi:
- Pengawasan terus-menerus: Melacak lokasi pasangan secara berlebihan tanpa alasan jelas.
- Ekspektasi komunikasi tanpa henti: Menuntut pasangan selalu menjawab teks atau panggilan segera.
- Pembatasan privasi: Memaksa pasangan berbagi kode sandi atau akses ke perangkat pribadi mereka.
Pentingnya Batasan dan Privasi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Cara Pakai QRIS Tap untuk Bayar Belanjaan Hanya dengan Tempel HP
-
63 Kode Redeem FF Terbaru 31 Desember: Klaim Hadiah Tahun Baru, XM8, dan Mythos Fist
-
Asus Agresif: 3 Tahun Kuasai Pasar Laptop Indonesia, Siapkan Flagship Rahasia di 2026
-
CD Projekt Resmi Menjual Toko Game GOG Senilai Ratusan Miliar Rupiah
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 30 Desember 2025, Klaim Bundle Eksklusif Natal dan Akhir Tahun
-
21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 30 Desember 2025, Ada 100 Ribu Koin dan Pemain 106-112
-
5 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB dan Penyimpanan Internal 256 GB Termurah Mulai Rp2 Jutaan
-
5 Rekomendasi Tablet Huawei RAM 8 GB Terbaik untuk Multitasking dan Hiburan
-
5 Smartwatch di Bawah Rp400 Ribu untuk Pekerja: Fitur Mewah, Harga Ramah
-
Honor Power 2 Siap Meluncur Awal Januari, Bawa Desain Mirip iPhone dan Baterai Jumbo 10.080 mAh