Suara.com - Sejumlah peneliti dari Indonesia menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mitigasi bencana dan ketahanan pangan.
Para peneliti ini merupakan tim yang tergabung dalam program elevAIte Indonesia hasil kerja sama antara Microsoft serta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
AI National Skills Director Microsoft Indonesia, Arief Suseno menyatakan, teknologi AI tidak hanya membuka peluang baru, tetapi juga mengubah cara orang bekerja dan berinovasi. Ia menilai manfaat AI baru dapat dirasakan sepenuhnya jika masyarakat memiliki keterampilan yang tepat untuk menggunakannya.
"Karena itu, melalui elevAIte Indonesia, kami ingin memastikan bahwa siapa pun, tanpa memandang latar belakang, dapat mengakses keterampilan dasar AI untuk mengembangkan solusi berkelanjutan dan menjawab tantangan nyata di komunitas sekitar, mulai dari krisis iklim hingga ketahanan pangan," ungkap Arief lewat siaran pers, Kamis (1/5/2025).
AI untuk mitigasi bencana
Pemanfaatan ini dilakukan oleh tim G-Connect Project dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka menciptakan sistem mitigasi bencana berbasis AI yang dibangun bersama komunitas lokal di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Dengan memasang lebih dari 30 sensor tanah di titik-titik rawan longsor, data pergerakan tanah dikirim melalui jaringan solar-powered ke platform cloud Microsoft Azure.
Data tersebut kemudian divisualisasikan secara sederhana melalui Power BI dan ditampilkan di kantor desa, masjid, pos kamling, bahkan sekolah dasar.
Masyarakat, termasuk anak-anak, diajarkan cara membaca pola pergerakan tanah di dashboard tersebut untuk memahami apakah kondisi saat itu aman atau menunjukkan tanda bahaya.
Baca Juga: Bisnis Kuliner Tumbuh Positif hingga 21%: Begini Kunci Sukses Toko Roti Romi Makin Berkembang
“Kalau grafiknya konsisten, berarti tanahnya aman. Tapi kalau polanya mulai berubah, berarti ada pergerakan. Warga sudah bisa baca itu sendiri sekarang,” ujar Mardhani Riasetiawan selaku Associate Professor di Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika FMIPA UGM sekaligus Ketua Tim G-Connect.
Peringatan dini pun disampaikan secara human-centered, dengan pendekatan berbasis komunitas agar tidak menimbulkan kepanikan. Alih-alih menggunakan sirine, sistem peringatan dikirimkan ke relawan di setiap RT, yang kemudian menyampaikan informasi melalui pengeras suara masjid atau grup WhatsApp.
Setiap rumah juga diberi penanda warna mulai dari hijau, kuning, atau merah untuk memudahkan proses evakuasi berdasarkan tingkat risiko.
“Waktu itu pernah 33 sensor kami terkubur karena longsor. Tapi justru itu bukti bahwa sistemnya bekerja. Bahkan, pernah ada warga yang sempat mendapat peringatan 7 menit sebelum longsor, dan itu menyelamatkan 15 orang,” ungkap Mardhani.
Kini, G-Connect tengah mempelajari pemanfaatan AI lebih lanjut untuk mengembangkan model prediksi. Tim mereka mengikuti pelatihan elevAIte Indonesia untuk meningkatkan keterampilan teknis, terutama dalam machine learning dan penggunaan Copilot Studio.
Nantinya, mereka ingin membangun sistem prediksi berbasis AI dan sedang mengeksplorasi penyajian data serta cara komunikasi yang lebih cepat sekaligus mudah dipahami oleh masyarakat, seperti menyajikan data melalui chatbot lokal berbasis Bahasa Jawa.
Berita Terkait
- 
            
              Bisnis Kuliner Tumbuh Positif hingga 21%: Begini Kunci Sukses Toko Roti Romi Makin Berkembang
 - 
            
              Indosat Jadi Operator Ketiga di Dunia Terapkan Teknologi AI Canggih
 - 
            
              Perkuat Pasar Elektronik, TCL Integrasikan Deretan Perlengkapan Elektronik dengan Teknologi AI
 - 
            
              Dear Parents, Ketahui 5 Risiko Tersembunyi Penggunaan Aplikasi AI pada Anak
 - 
            
              Melalui Optimasi AI, BNI Perkuat Komunikasi Digital BUMN
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Garmin Instinct Crossover AMOLED Resmi Rilis: Desain Klasik, Fitur Militer, Harga Mulai Rp 10 Juta
 - 
            
              Perbandingan Spesifikasi realme 15 5G vs vivo V60 Lite 5G, Bagus Mana?
 - 
            
              Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru 2025 Lengkap, Mulai Rp1 Jutaan Spek Dewa!
 - 
            
              Realme C85 Pro dan C85 5G Debut, Andalkan Baterai Jumbo 7.000 mAh, Tahan Air dan Debu
 - 
            
              Daftar Terbaru! 15 HP Xiaomi Ini Bisa Nikmati HyperOS 3
 - 
            
              5 HP Murah Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Lancar untuk Multitasking Harian
 - 
            
              15 Kode Redeem FC Mobile 4 November 2025, Emote Unik Hingga Ribuan Gems Siap Menantimu
 - 
            
              40 Kode Redeem FF 4 November 2025 Terbaru, Kesempatan Dapat Skin Sport Car Wild of Fire
 - 
            
              Andalkan Snapdragon 7s Gen 4, Segini Skor AnTuTu Redmi Pad 2 Pro
 - 
            
              Teaser Beredar, Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition Siap Rilis