Suara.com - Fosil Gajah Purba Ditemukan Utuh di Patiayam, Kudus Siapkan Wisata Edukasi Baru
Situs Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali jadi sorotan.
Sebuah fosil gajah purba jenis Elephas ditemukan dalam kondisi yang nyaris utuh.
Temuan langka ini pun langsung ditindaklanjuti dengan rencana besar. Penggalian diperluas dan kawasan penemuan akan dijadikan objek wisata edukasi baru.
Koordinator Museum Purbakala Patiayam Kudus, Jamin, mengungkapkan bahwa fosil Elephas ini tidak akan dipindahkan ke museum.
Sebaliknya, fosil tersebut akan tetap berada di lokasi temuan dan menjadi daya tarik wisata tersendiri.
"Rencananya juga akan dibuatkan gazebo di lokasi temuan fosil gajah purba jenis Elephas yang diperkirakan dalam kondisi hampir utuh," ujar Jamin saat ditemui di Kudus, Sabtu (18/5/2025).
Menurut Jamin, keputusan untuk tidak mengangkat fosil dari tanah ini karena kondisinya yang sangat baik dan posisinya strategis untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata edukatif.
Nantinya, pengunjung tidak hanya bisa melihat fosil yang tersimpan di museum, tapi juga menyaksikan langsung bentuk dan posisi fosil di tempat asalnya.
Baca Juga: EBT Dikembangkan, Masyarakat Diminta Mulai Kurangi Gunakan Energi Fosil
Fosil Langka, Spesies Baru untuk Patiayam
Penemuan fosil jenis Elephas ini disebut sebagai yang pertama kalinya di Situs Patiayam, meskipun kawasan tersebut sudah dikenal dengan banyak temuan fosil gajah purba dari spesies lain, seperti Stegodon.
Warga setempat menjadi penemu pertama fosil ini pada tahun 2023 lalu.
Dari hasil identifikasi awal, usia fosil diperkirakan berada di kisaran 300.000 hingga 500.000 tahun lalu.
Jika dibandingkan, fosil Stegodon yang banyak ditemukan sebelumnya memiliki usia lebih tua, antara 750 ribu hingga 1,5 juta tahun.
Meski sudah cukup sering ditemukan fosil gajah purba di kawasan ini, Elephas merupakan spesies yang baru tercatat dalam sejarah ekskavasi Situs Patiayam.
Ekskavasi Diperluas, Edukasi Diperkuat
Pihak Museum Patiayam mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat akan dilakukan ekskavasi tambahan di sejumlah titik.
Tujuannya untuk mencari tahu apakah masih ada fosil lain yang tertanam di sekitarnya. Tak hanya itu, Pemkab Kudus juga akan memperbaiki gardu pandang yang berada di sekitar situs.
Dengan begitu, wisatawan bisa menikmati panorama situs dari ketinggian sekaligus mendapatkan pengalaman melihat langsung proses arkeologi di lapangan.
Fasilitas seperti gazebo juga akan dibangun di sekitar lokasi temuan fosil untuk menunjang kenyamanan pengunjung.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya melihat koleksi fosil di dalam museum, tapi juga memahami proses ilmiah di balik penemuannya. Termasuk mempelajari jenis-jenis lapisan tanah tempat fosil ditemukan,” tambah Jamin.
Langkah ini diyakini dapat menambah nilai edukasi dari kunjungan ke Situs Patiayam, terutama bagi pelajar, mahasiswa, atau pengunjung yang tertarik pada sejarah prasejarah dan ilmu geologi.
Lebih dari 10 Ribu Fragmen Fosil Ditemukan
Sejauh ini, total fosil yang ditemukan di Situs Patiayam telah mencapai 10.147 fragmen. Namun, dari jumlah sebanyak itu, baru sekitar 200-an fragmen yang dipamerkan di ruang pamer Museum Patiayam.
Sisanya masih dalam penyimpanan atau sedang dalam proses identifikasi lebih lanjut.
Koleksi fosil di Patiayam cukup beragam. Selain gajah purba Stegodon Trigonochepalus dan Elephas sp, juga ditemukan fosil hewan lain seperti Cervus Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (rusa)
Rhinoceros Sondaicus (badak), Brachygnatus Dubois (babi), Felis sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (kerbau purba), dan Bos Banteng alaeosondaicus.
Bahkan ditemukan pula fosil Crocodilus sp (buaya), hingga artefak berupa kapak genggam atau chopper.
Penemuan-penemuan ini membuktikan bahwa kawasan Patiayam dulunya merupakan habitat yang kaya akan satwa purba.
Ini juga menjadi petunjuk penting dalam memahami sejarah kehidupan prasejarah di wilayah Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Langkah Menuju Wisata Purbakala yang Inklusif
Rencana pengembangan Situs Patiayam menjadi destinasi wisata edukatif berbasis fosil purba merupakan langkah positif dalam pengelolaan warisan budaya dan alam.
Potensi besar yang dimiliki situs ini bisa menjadi sumber pengetahuan sekaligus daya tarik wisata yang unik.
Dengan pendekatan yang inklusif, menggabungkan aspek ilmiah, edukatif, dan rekreasi, diharapkan kawasan ini tak hanya ramai dikunjungi wisatawan lokal, tapi juga menarik perhatian peneliti dan pelajar dari berbagai penjuru tanah air.
Pemkab Kudus pun diharapkan terus mendukung pengembangan infrastruktur dan promosi wisata sejarah ini agar potensi besar Patiayam bisa dikenal lebih luas.
Bukan hanya sebagai museum, tapi juga sebagai "laboratorium terbuka" tempat belajar tentang masa lalu bumi Nusantara.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Netizen Bandingkan Runtuhnya Al Khoziny dan Sampoong: Antara Dibela vs Dipenjara
-
Viral Gerakan 'Kami Bersama Kiai Al Khoziny': Tuai Pro dan Kontra
-
Spesifikasi Poco M7 yang Masuk Indonesia 10 Oktober, Punya Baterai 7.000 mAh
-
17 Kode Redeem FC Mobile Terupdate 6 Oktober: Raih Pemain 112-113 dan Hujan Gems
-
DJI Mini 5 Pro, Kamera Osmo Nano, dan Mic 3 Resmi Masuk Indonesia, Ini Harganya
-
54 Kode Redeem FF Terbaru 6 Oktober: Klaim Katana Dual Flame dan Grizzly Bundle
-
5 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Stabilizer Mulai Rp 1 Jutaan
-
Helldivers 2 Makan Banyak Ruang di PC Dibanding Konsol, Ini Penyebabnya
-
Luas Es Laut Antartika Catat Titik Terendah Ketiga dalam 47 Tahun
-
Heboh Jatuh di Cirebon! Ini Jadwal Hujan Meteor 2025 di Indonesia Tak Boleh Dilewatkan