Kedua, sistem deteksi dan reaksi berbasis AI seperti sistem peringatan dini dapat mengurangi risiko akibat kebakaran hutan dan banjir.
Sebagai contoh, deteksi dini kebakaran semak di Australia dapat membantu mengurangi kerugian tahunan antara 100 juta Dolar AS hingga 300 juta Dolar AS, tergantung pada kecepatan deteksi dan respons.
Ketiga, setelah terjadi bencana alam, AI dapat dengan cepat melakukan penilaian kerusakan, memungkinkan para pemimpin untuk segera memulai kembali aktivitas ekonomi penting dan membangun kembali komunitas, sekaligus mengurangi limbah material.
"Investasi dalam solusi infrastruktur berbasis AI, baik yang bersifat preventif maupun reaktif, akan membantu menjaga nilai ekonomi dan meningkatkan ketahanan bisnis," jelasnya.
Sementara itu Costi Perricos selaku Deloitte Global GenAI Business Leader mengatakan, meskipun AI dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur kritikal, para pemimpin perlu bekerja secara kolaboratif untuk mengatasi berbagai hambatan adopsi, seperti keterbatasan infrastruktur lama, kesenjangan regulasi, dan kendala pembiayaan.
“Kolaborasi lintas pemangku kepentingan global untuk mengembangkan solusi AI yang melengkapi opsi ketahanan lainnya sangat penting untuk mendorong inovasi dan mewujudkan masa depan yang lebih tangguh,” ujar Costi Perricos.
Dengan adopsi yang lebih luas dan peningkatan kapabilitas AI, lanjut dia, penghematan tahunan yang diproyeksikan dari biaya langsung akibat bencana dapat mencapai hingga 115 miliar Dolar AS pada tahun 2050 yang berpotensi mengeliminasi hampir sepertiga dari total kerugian akibat bencana.
"Penelitian ini menunjukkan nilai ekonomi, lingkungan, dan sosial yang nyata dari pemanfaatan AI, dan para pemimpin perlu mengambil langkah nyata untuk memastikan gangguan yang minimal di masa depan," pungkasnya.
Baca Juga: AQUA Elektronik Luncurkan Mesin Cuci Front Load dengan Teknologi Color Touch AI
Berita Terkait
-
AQUA Elektronik Luncurkan Mesin Cuci Front Load dengan Teknologi Color Touch AI
-
Samsung Ungkap Teknologi AI Masa Depan untuk Rumah Pintar di 2025!
-
Video Promosi AI 'Pahlawan Masa Kini' Polri Dihapus, Netizen: Minder Sama Damkar?
-
Review Film M3GAN 2.0: Boneka AI Kembali Hidup, Waralaba Jadi Makin Gila!
-
Sinopsis M3GAN 2.0, Boneka Seram Kembali untuk Lawan Robot AI Militer
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
-
Dokter Tifa Kena Malu, Kepala SMPN 1 Solo Ungkap Fakta Ijazah Gibran
-
Penyebab Rupiah Loyo Hingga ke Level Rp 16.700 per USD
-
Kapan Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi? Catat Jadwalnya
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
Terkini
-
48 Kode Redeem FF 26 September 2025, Kesempatan Klaim Emote Broom Swoosh dan Kingfisher Trouble
-
18 Kode Redeem FC Mobile 26 September 2025, Banyak Gems dan Pemain OVR 104-110
-
Remaja Main Game Lebih Lama dari Waktu Sekolah, Pakar Ingatkan Resiko
-
Biodata Kioway, Esports Asal Rusia yang Bersinar di Mobile Legends
-
Fujifilm Instax Mini Evo Gentle Rose Hadir ke Indonesia, Kamera Instan Harga Rp 3 Juta
-
Realme 15 5G dan 15 Pro 5G Masuk Indonesia 8 Oktober, Intip Spesifikasinya
-
20 Kode Redeem MLBB 25 September: Dapatkan Skin Summer Spark dan Hadiah Blazing Summer Sekarang!
-
Kapan iPhone 18 Dirilis? Ini Estimasi Harga dan Inovasi Terbarunya
-
20 Kode Redeem FC Mobile 25 September: Klaim Hadiah Golden Transfer, Langsung Masuk ke Akunmu
-
Itel S26 Ultra Resmi ke Indonesia, HP Murah Harga Rp 2 Jutaan