Tekno / Game
Jum'at, 26 Desember 2025 | 19:07 WIB
Ilustrasi Battlefield, game besutan EA. (Electronic Arts)
Baca 10 detik
  • Pemegang saham Electronic Arts (EA) menyetujui akuisisi senilai $55 miliar oleh Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi.
  • Kesepakatan ini menempatkan kontrol 93,4 persen saham EA di bawah kendali PIF,
  • Namin di sisi lain, memicu kekhawatiran komunitas gamer akan potensi dampak negatif terhadap masa depan game serta developer EA.

Suara.com - Setelah berbagai pertimbangan, para pemegang saham Electronic Arts (EA) memberikan lampu hijau untuk akuisisi senilai 55 miliar dolar AS (Rp 922 triliun) oleh Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi.

Kesepakatan ini, jika lolos dari pengawasan regulator pemerintah, akan membuat PIF memiliki 93,4 persen saham raksasa di balik franchise game ikonik seperti Battlefield, The Sims, dan EA Sports FC.

Itu bukan sekadar investasi, melainkan sebuah langkah yang secara efektif menempatkan salah satu publisher game terbesar dunia di bawah kendali negara.

Bagi gamer, ini adalah perkembangan yang menimbulkan tanda tanya besar tentang masa depan game favorit mereka.

Meskipun kesepakatan tersebut menjadi salah satu pembelian dengan leverage (pinjaman) terbesar dalam sejarah, langkah ini bukannya tanpa kontroversi.

Beberapa senator AS telah menyuarakan keprihatinan serius, memperingatkan potensi risiko keamanan nasional dan pengaruh asing.

Dalam sebuah surat, mereka mendesak pemerintah untuk "menerapkan pengawasan yang cermat terhadap usulan privatisasi asing yang belum pernah terjadi sebelumnya atas sebuah perusahaan teknologi dan hiburan besar Amerika".

Mengutip VGC, kekhawatiran tersebut diperkuat oleh tuduhan bahwa investasi besar PIF di sektor game dan olahraga lebih bertujuan untuk "memanfaatkan perubahan jangka panjang dalam opini publik" daripada sekadar mencari keuntungan finansial.

Di tengah sorotan, CEO EA, Andrew Wilson, menyatakan bahwa "nilai-nilai dan komitmen kami terhadap pemain dan penggemar di seluruh dunia tetap tidak berubah".

Baca Juga: Bloober Team Siapkan Game Baru, buat Penggemar RE dan Silent Hill Senang

Namun, komunitas gamer dan esports tetap skeptis. Kekhawatiran ini beralasan, mengingat rekam jejak PIF yang juga memiliki ESL FACEIT Group, yang baru-baru ini menangguhkan sirkuit wanita CS2, ESL Impact, dengan alasan bisnis yang "tidak berkelanjutan".

Keputusan tersebut memicu alarm tentang nasib sirkuit kompetitif untuk game-game EA di masa depan.

Ditambah lagi, kemitraan strategis EA dengan Stability AI yang diumumkan setelah kabar akuisisi, memicu ketakutan akan adanya PHK massal di kalangan developer yang menjadi jantung perusahaan.

Akuisisi lebih dari sekadar transaksi bisnis; ini adalah momen penentu yang dapat membentuk kembali lanskap industri game global.

Load More