Tekno / Sains
Senin, 29 September 2025 | 18:34 WIB
Potret Maria Branyas tahun 1925. [Wikipedia]

Suara.com - Tidak ada yang bisa menghindari berlalunya waktu yang terus berjalan, tetapi para supercentenarian yang mencapai usia 110 tahun memiliki kemampuan unik untuk menghadapi hal yang tak terhindarkan.

Dilansir dari ScienceAlert (25/9/2025), Penilaian kesehatan menyeluruh terhadap Maria Branyas, salah satu orang tertua di dunia, mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang memungkinkan dia hidup hingga usia 117 tahun adalah karena dia memiliki genom yang sangat muda. 

Beberapa varian genetik yang jarang ditemukan pada dirinya terkait dengan umur, fungsi sistem imun, serta kesehatan jantung dan otak.

Sistem imun dan mikrobioma ususnya juga memiliki penanda yang sesuai dengan kelompok usia yang jauh lebih muda.

Tingkat kolesterol "baik" yang sangat tinggi dan kolesterol "buruk" yang sangat rendah juga menjadi faktor yang mungkin menjelaskan umurnya yang luar biasa.

Para peneliti di Spanyol mengungkapkan bahwa mereka kini memanfaatkan temuan ini untuk "menawarkan perspektif baru mengenai penuaan biologis pada manusia, memberikan biomarker untuk penuaan yang sehat, serta strategi yang berpotensi meningkatkan harapan hidup."

Studi ini didasarkan pada sampel darah, air liur, urine, dan tinja yang disumbangkan oleh Branyas sebelum meninggal pada tahun 2024. Dalam kondisi kesehatan yang sangat baik, dia menunjukkan kesehatan kardiovaskular yang unggul, serta tingkat peradangan yang sangat rendah. 

Branyas menjalani kehidupan yang aktif dalam hal mental, sosial, dan fisik, namun ia juga beruntung karena faktor genetik.

Meskipun pola makan Mediterania yang kaya akan yogurt mungkin berkontribusi pada durasinya, kemungkinan besar panjang umur yang luar biasa ini dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan.

Baca Juga: Benarkah Pernikahan Sedarah Menghasilkan Anak Cacat Genetik? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Menurut tim yang dipimpin oleh para ilmuwan di Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras di Barcelona, Branyas memiliki sel-sel yang "terasa" atau "berperilaku" seolah-olah jauh lebih muda daripada usia sebenarnya.

Dia melampaui harapan hidup rata-rata perempuan di daerah asalnya di Catalonia lebih dari 30 tahun.

Branyas menjalani hidup yang aktif secara mental, sosial, dan fisik. Meskipun pola makan Mediterania yang kaya yogurt mungkin berkontribusi pada umur panjangnya, para ilmuwan mencatat bahwa genetik dan variabel lingkungan juga memainkan peran penting.

Menariknya, para peneliti menemukan adanya "erosi besar" pada telomer Branyas penutup di ujung kromosom yang melindungi materi genetik kita.

Meskipun telomer yang lebih pendek umumnya terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi, penelitian terkini menunjukkan bahwa pada individu yang sangat tua, telomer mungkin bukan biomarker yang berguna untuk penuaan.

Dalam kasus Branyas, telomer yang pendek mungkin memberi keuntungan, mengurangi kemungkinan proliferasi kanker.

Load More