Tekno / Sains
Senin, 13 Oktober 2025 | 18:31 WIB
Ilustrasi mole rat. [Google Gemini Imagen 4]

Namun, para ahli juga menegaskan bahwa penelitian ini baru langkah awal. “Meskipun hasilnya menjanjikan, masih banyak yang perlu dipahami sebelum teknologi ini bisa diterapkan pada manusia,” ujar Zhiyong Mao, penulis utama studi tersebut, dikutip dari Nature (9/10/2025)

Mao menambahkan bahwa perbedaan biologis antara manusia dan tikus tanah tanpa bulu memang tidak terlalu jauh, sehingga secara teoritis mekanisme itu bisa diadaptasi.

Jika kita bisa meniru sistem perbaikan DNA mereka, mungkin kita bisa memperpanjang usia manusia secara alami,” ujarnya.

Tikus tanah tanpa bulu dikenal sebagai hewan yang hidup di koloni besar di bawah tanah dan berasal dari daerah Tanduk Afrika serta Kenya.

Walau penampilannya tidak menarik, tubuh tanpa bulu dan gigi besar mencuat ke depan, hewan ini menjadi objek favorit penelitian ilmiah karena daya tahannya yang luar biasa terhadap kanker, penyakit saraf, dan penuaan.

Meski penelitian masih panjang, studi ini menegaskan bahwa kunci umur panjang mungkin sudah ada di alam. Hewan kecil seperti tikus tanah tanpa bulu menunjukkan bahwa dengan sedikit perubahan genetik, sistem tubuh bisa menjadi jauh lebih efisien dalam memperbaiki kerusakan sel.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

Load More