CODA, yang berdiri sejak 2002, mewakili sejumlah perusahaan terbesar Jepang di bidang anime, musik, media, dan video game.
Di dalamnya terdapat nama-nama seperti: Studio Ghibli, Aniplex, Kadokawa dan Shogakukan-Shueisha, Square Enix, Bandai dan Bandai Namco Filmworks, TMS Entertainment, TV Asahi, TV Tokyo, dan Fuji TV, Toho dan Toei, dan Universal Music Japan
Dengan daftar anggota sebesar ini, permintaan CODA kepada OpenAI berpotensi berdampak luas terhadap akses konten Jepang yang digunakan dalam pelatihan model generatif di masa depan.
OpenAI belakangan ini sering menghadapi gugatan terkait pelanggaran hak cipta, terutama soal penggunaan karya tanpa izin untuk melatih model.
Hanya beberapa hari sebelumnya, gugatan dari sejumlah penulis, termasuk dari penulis Game of Thrones George R. R. Martin, dinyatakan dapat berlanjut di pengadilan Amerika Serikat.
Mereka menuduh OpenAI dan Microsoft menggunakan karya mereka sebagai data pelatihan tanpa lisensi.
Selama ini OpenAI mengakui bahwa ChatGPT dilatih menggunakan “informasi yang tersedia secara publik”, data kemitraan, serta konten yang diberikan pengguna. Namun untuk Sora 2, perusahaan masih belum menjelaskan secara detail sumber video yang dipakai.
Sora 2 mampu meniru berbagai gaya visual dari film Netflix, video game seperti Minecraft dan Civilization, hingga karakter populer Marvel. Temuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa model tersebut mungkin dilatih dengan data berlisensi atau konten komersial.
Asosiasi industri film Amerika, Motion Picture Association (MPA), turut memberikan komentar setelah peluncuran Sora 2. Mereka menyatakan bahwa tanggung jawab mencegah pelanggaran hak cipta sepenuhnya ada di tangan OpenAI, bukan pada pemilik IP.
Baca Juga: ChatGPT Go Resmi Diluncurkan Pertama di Asia Tenggara, Gandeng Telkomsel, Bundling Mulai Rp 50.000
“OpenAI harus mengambil langkah tegas dan segera untuk menanggulangi masalah ini,” ujar Charles Rivkin, CEO MPA.
Permintaan keras CODA menandai babak baru dalam perdebatan global mengenai AI generatif dan hak cipta. Jepang yang selama ini dikenal dengan budaya animasi dan game yang kuat, kini berada di garis depan menuntut transparansi dan perlindungan karya.
Sementara itu, OpenAI dihadapkan pada tuntutan untuk membuktikan bahwa teknologinya tidak merugikan kreator yang menjadi sumber inspirasi model mereka. Konflik ini diperkirakan akan terus berkembang seiring semakin banyak perusahaan yang meninjau bagaimana konten mereka digunakan oleh AI.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa
Berita Terkait
-
Review Film Princess Mononoke: Mahakarya Studio Ghibli yang Abadi
-
Madame Wang Secret Garden: Kafe ala Studio Ghibli di Tengah Kota Malang!
-
Suka Film Ghibli? Ini Rekomendasi yang Pas Buat Ditonton saat Musim Panas
-
Grave of the Fireflies Tayang Perdana di Bioskop Indonesia Mulai 29 Agustus
-
Sinopsis Grave of the Fireflies yang Bikin Banjir Air Mata, Akhirnya Tayang di Bioskop Indonesia
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Bintang Harry Potter dan GOT Bergabung di Serial TV Tomb Raider
-
32 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Desember: Klaim Henry, Fabregas 114, dan Gems
-
Tiruan Game Horizon Ditarik dari Steam: Babak Akhir Pertarungan Sony vs Tencent?
-
60 Kode Redeem FF Aktif 21 Desember 2025: Garena Bagi Diamond Gratis dan Bundle Spesial
-
Bocoran Harga Redmi Note 15 5G di Pasar Asia Beredar, Diprediksi Lebih Mahal
-
HP Murah HMD Vibe 2 Siap Debut: Desain Mirip iPhone, Harga Diprediksi Sejutaan
-
Xiaomi Home Screen 11 Muncul di Toko Online, Pusat Kontrol Lebih Premium
-
Honor Win Segera Rilis: Usung Baterai 10.000 mAh, Skor AnTuTu 4,4 Juta Poin
-
10 Prompt Gemini AI Edit Foto Bersama Ibu, Siap Pakai untuk Rayakan Hari Ibu Besok
-
5 Smartwatch GPS dengan Baterai Tahan Lama, Aman Dipakai setiap Hari