Suara.com - Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa banyak pemilik hewan peliharaan, terutama pemilik kucing dan anjing, percaya bahwa hewan mereka mampu merasakan emosi kompleks seperti rasa cemburu, bangga, malu, hingga bersalah.
Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Anthrozoos. Penelitian tersebut tidak hanya menyoroti hubungan emosional antara manusia dan hewan, tetapi juga menunjukkan bahwa persepsi pemilik sering dipengaruhi kondisi sosial dan psikologis mereka sendiri.
Mengutip Earth.com (29/11/2025), studi yang dipimpin oleh Elizabeth S. Paul, ilmuwan perilaku dari University of Bristol, melibatkan 261 pemilik anjing atau kucing di Inggris barat daya. Semua peserta berusia minimal 30 tahun dan tinggal di rumah tangga biasa.
Mereka diminta mengisi kuesioner tentang kehidupan sosial mereka, tingkat keterikatan dengan hewan peliharaan, serta jenis emosi yang mereka yakini dimiliki hewan tersebut.
Peneliti mengamati kecenderungan anthropomorphism, yaitu ketika manusia menganggap hewan memiliki pikiran dan perasaan layaknya manusia. Meskipun hal ini umum terjadi, studi baru ini menggali lebih dalam alasan mengapa sebagian pemilik mengatribusikan emosi yang lebih rumit kepada hewan mereka.
Menurut Paul, salah satu faktornya adalah sociality motivation—dorongan seseorang untuk mencari hubungan sosial. Ketika seseorang merasa kurang terhubung dengan manusia, mereka lebih mungkin mencari kedekatan emosional lewat hewan peliharaan.
Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa orang kesepian lebih sering menggambarkan hewan peliharaan mereka dengan sifat manusiawi.
Penelitian terdahulu, yang sebagian besar dilakukan pada mahasiswa, menunjukkan bahwa baik mereka yang kronis merasa kesepian maupun yang sesaat diingatkan tentang kesepian, cenderung melihat hewan sebagai sumber kenyamanan emosional. Studi terbaru ini memperluas temuan tersebut pada populasi yang lebih beragam secara usia dan kondisi hidup.
Kuesioner dalam penelitian ini menilai dua jenis kondisi sosial. Pertama ada Structural Social Disconnection, yaitu seberapa banyak interaksi sosial yang dimiliki seseorang, seperti jumlah orang yang tinggal serumah dan seberapa sering mereka bertemu teman atau kolega.
Baca Juga: Pemilik Anabul Wajib Tahu! 10 Kesalahan Ini Bikin Hewan Peliharaanmu Menderita
Kedua, Interpersonal sensitivity, atau kecemasan dalam hubungan sosial dekat—semacam ketakutan akan penolakan atau kecanggungan sosial.
Hasilnya, peserta yang memiliki tingkat interpersonal sensitivity yang tinggi lebih sering menilai hewan peliharaan mereka sebagai makhluk yang dapat merasakan emosi kompleks. Mereka tidak hanya percaya hewan dapat merasakan emosi dasar seperti takut, marah, atau senang, tetapi juga perasaan yang biasanya diasosiasikan dengan manusia, seperti rasa cemburu, malu, kecewa, hingga sedih mendalam.
Studi ini menemukan perbedaan kecil antara pemilik anjing dan pemilik kucing. Pemilik anjing cenderung memberi penilaian lebih tinggi bahwa hewan mereka punya emosi rumit, sedangkan pemilik kucing lebih sering mengatribusikan emosi dasar.
Meski begitu, kedua kelompok sama-sama menilai hewan mereka mampu merasakan perasaan hangat seperti cinta dan empati, terutama peserta berusia lebih tua. Menariknya, usia tidak mempengaruhi tingkat keterikatan dengan hewan, tetapi mempengaruhi bagaimana mereka membayangkan emosi hewan tersebut.
Bagian lain dari kuesioner menanyakan siapa yang akan mereka datangi jika menghadapi situasi sulit, seperti sedang sakit atau berduka. Sebagian besar peserta masih mengakui bahwa dukungan manusia lebih kuat dibandingkan hewan peliharaan. Namun, lebih dari 40 persen menyebut bahwa dukungan emosional dari hewan mereka sama pentingnya dengan dukungan manusia di sekitar mereka.
Menurut penelitian, pemilik yang tinggal sendirian atau tidak bekerja lebih bergantung pada hewan peliharaan untuk dukungan emosional dibanding mereka yang bekerja atau memiliki anak di rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Sepatu Skechers Diskon hingga 50% di Sports Station, Mulai Rp300 Ribuan!
- Cek Fakta: Jokowi Resmikan Bandara IMIP Morowali?
- Ramalan Shio Besok 29 November 2025, Siapa yang Paling Hoki di Akhir Pekan?
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Foot Locker
- 3 Rekomendasi Sepatu Lari Hoka Terbaik Diskon 70 Persen di Foot Locker
Pilihan
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
-
Sambut Ide Pramono, LRT Jakarta Bahas Wacana Penyambungan Rel ke PIK
-
Penjarahan Beras di Gudang Bulog Sumut, Ini Alasan Mengejutkan dari Pengamat
Terkini
-
9 Pilihan HP RAM 8 GB Terbaik Dibawah Rp3 Jutaan, Anti Lag Cocok untuk Multitasking
-
Aquos Sense 10 Siap Masuk ke Indonesia, Harga Sharp Aquos Sense 9 Turun Rp 1,7 Juta
-
Realme P4x 5G Siap Debut Pekan Ini: Harga Murah Meriah, Skor AnTuTu Tinggi
-
Redmi dan Realme Siapkan HP Midrange Anyar: Usung Kamera 200 MP dengan Baterai Jumbo
-
50 Kode Redeem FF Terbaru 1 Desember 2025, Ada M1873 dan Bundle Keren Gratis
-
Telkomsel Prediksi Trafik Video Streaming Melejit saat NARU 2025, Siapkan Ribuan BTS 5G
-
23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 Desember, Kesempatan Dapat Rivaldo dan Garrincha
-
Sasar Pasar Ribuan Triliun, Xiaomi Siapkan Robot Humanoid Pabrik dengan AI
-
Capcom Siapkan Game Dead Rising Baru: Frank West Kembali, Bawa Zombie ke Hollywood
-
Apa Itu Panic Full iPhone? Cara Cek, Gejala hingga Solusi Mengatasi Hardware HP Bekas Rusak