Tekno / Tekno
Sabtu, 13 Desember 2025 | 15:35 WIB
RUPSLB Telkom Indonesia. [Telkom]
Baca 10 detik
  • PT Telkom Indonesia memperoleh persetujuan pemegang saham independen pada Jumat (12/12) untuk melakukan spin-off bisnis Wholesale Fiber Connectivity.
  • Bisnis tersebut dilepaskan ke entitas baru bernama PT Telkom Infrastruktur Indonesia (InfraNexia) sebagai bagian strategi transformasi TLKM 30.
  • InfraNexia akan mengoptimalkan aset fiber, menargetkan nilai aset Rp90 triliun pada fase kedua tahun 2026.

Suara.com - Langkah besar TelkomGroup dalam memperkuat fondasi bisnis infrastruktur digital akhirnya mendapat lampu hijau.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk resmi memperoleh persetujuan pemegang saham independen untuk melakukan spin-off bisnis Wholesale Fiber Connectivity ke entitas baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) yang dikenal dengan nama InfraNexia.

Persetujuan tersebut diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar secara daring pada Jumat (12/12).

Aksi korporasi ini tergolong sebagai transaksi afiliasi sesuai Peraturan OJK No.42/2020, sehingga wajib mendapatkan restu pemegang saham independen—yang pada akhirnya disetujui mayoritas peserta rapat dan dinyatakan memenuhi kuorum.

Spin-off ini menjadi bagian krusial dari strategi transformasi TLKM 30, yang dirancang Telkom untuk membangun struktur bisnis yang lebih fokus, gesit, dan siap menjawab tantangan era digital.

Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini, menegaskan bahwa persetujuan ini merupakan tonggak penting bagi perjalanan transformasi perusahaan.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada para pemangku kepentingan atas dukungan serta kepercayaan yang senantiasa diberikan kepada Telkom atas upaya perusahaan untuk bertransformasi dan mencapai kinerja terbaik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/12/2025).

RUPSLB Telkom Indonesia. [Telkom]

Menurut Dian, pemisahan bisnis dan aset ini akan memperkuat fokus usaha Telkom ke depan.

“Persetujuan ini memperkuat agenda transformasi perseroan untuk membangun struktur usaha yang lebih fokus dan tangkas, sehingga Telkom dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi percepatan digitalisasi nasional dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, stakeholders, masyarakat, dan negara,” tambahnya.

Baca Juga: Kerja Sama Telkom dengan UNAIR: Perkuat Pengembangan AI Center of Excellence

InfraNexia, Mesin Pertumbuhan Baru TelkomGroup

Dengan lahirnya InfraNexia, TelkomGroup menargetkan optimalisasi aset infrastruktur fiber secara lebih agresif.

Entitas baru ini akan berfokus mengembangkan bisnis jaringan fiber, meningkatkan efisiensi biaya operasional dan investasi, sekaligus membuka peluang network sharing dan kemitraan strategis dengan berbagai pihak.

Dari sisi kepemilikan aset, pada fase spin-off pertama InfraNexia akan menguasai lebih dari 50 persen total infrastruktur jaringan fiber Telkom, mencakup segmen access, aggregation, backbone, hingga infrastruktur pendukung lainnya.

Sementara itu, fase spin-off kedua ditargetkan rampung pada 2026, dengan total nilai aset yang diproyeksikan mencapai Rp90 triliun.

Tak hanya berdampak pada kinerja korporasi, kehadiran InfraNexia juga mencerminkan komitmen Telkom dalam mendukung agenda transformasi jangka panjang BUMN.

Load More