Suara.com - Krisis politik yang terjadi dalam lima bulan terakhir di Thailand mulai menimbulkan dampak negative terhadap perekonomian negara Gajah Putih itu. Sejumlah proyek investasi yang sudah disepakati ditunda dan investor baru mulau ragu untuk menginvestasikan uangnya di Thailand.
“Kita sudah mulai melihat dampak dari krisis politik ini. Investor menunda investasinya dan menunggu hingga muncul gambaran yang jelas,” kata Kepala Badan Investasi Thailand Udom Wonviwatchai.
Thailand tidak lagi mempunyai parlemen sejak awal Desember lalu ketika Perdana Menteri Yingluck Shinawatra memerintahkan digelarnya pemilu ulang untuk menenangkan pengunjuk rasa yang memintanya untuk mundur. Pemilu yang digelar pada 2 Februari lalu gagal dilaksanakan karena protes dari massa.
“Tanpa adanya pemerintahan yang berjalan sesuai dengan fungsinya, kepercayaan investor akan hilang. Investasi swasta akan tertahan dengan adanya kekosongan politik,” kata Thanomsri Fongarunrung, ekonom dari Phatra Securities.
Dalam dua bulan pertama di 2014, aplikasi untuk investasi di Thailand jatuh 58 persen menjadi 63,1 juta baht atau sekitar 1,94 miliar dolar Amerika. Kata Udom, direksi Badan Penanaman Modal harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah sebelum memberikan lampu hijau kepada investor asing.
Ratusan ribu pengunjuk rasa memenuhi jalanan di Thailand sejak Oktober tahun lalu. Mereka meminta Yingluck untuk mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri. Massa tidak ingin keluarga Shinawatra mendominasi pemerintahan di Thailand. Beberapa tahun lalu, kursi Perdana Menteri juga diduduki salah satu keluarga Shinawatra yaitu Thaksin. (Bloomberg)
Berita Terkait
-
Investasi Semakin Mudah, BRI Hadirkan Fitur Reksa Dana di Super Apps BRImo
-
Warren Buffett: Anak Ajaib dari Omaha yang Mengubah Dunia Investasi
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?
-
Gandeng Travelio, Perumnas Sulap Apartemen Jadi Aset Investasi Smart Management
-
Benteng Baru Aset Digital: UU P2SK Bakal 'Sulap' Kripto Lokal Jadi Lebih Kokoh dan Berdaulat!
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Pertumbuhan Kredit Kuat dan DPK Meningkat, Fungsi Intermediasi Bank Mandiri Solid di Akhir Tahun
-
Saham-saham yang Cum Date 29 Desember, Siap Bagikan Dividen Jumbo
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako di Ciampea
-
Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
-
Harga Emas Diprediksi Makin Naik Tahun 2026, Faktor 'Perang' Jadi Kunci
-
La Suntu Tastio, UMKM Binaan BRI yang Angkat Tradisi Lewat Produk Tas Tenun
-
Pasca Akusisi, Emiten Properti Milik Pengusahan Indonesia Ini Bagikan Dividen
-
Harga Emas Kompak Meroket: Galeri24 dan UBS di Pegadaian Naik Signifikan!
-
Pabrik Chip Semikonduktor TSMC Ikut Terdampak Gempa Magnitudo 7 di Taiwan
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Tahun 2025, Update Terbaru OJK Desember