Suara.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian menyatakan, penyakit surra masih menjadi ancaman terhadap pengembangan kawasan peternakan.
Pelaksana Harian Sekretaris Balitbangtan Prama Yufdi mengatakan, dalam rangka mewujudkan pencapaian program swasembada daging sapi dan kerbau 2014 pemerintah memiliki kebijakan pengembangan kawasan ternak di beberapa wilayah di Tanah Air.
Program tersebut, tambahnya, terkait erat dengan meningkatnya lalu lintas ternak dari daerah bibit ke wilayah kawasan ternak yang baru, termasuk cekaman masuknya atau menyebarnya penyakit ternak bila tidak disertai pemeriksaan yang intensif sebelum dilakukan pengiriman.
"Salah satu penyakit ternak yang berpotensi menjadi ancaman program tersebut adalah surra," katanya.
Menurut dia, Surra merupakan penyakit yang disebabkan protozo darah Trypanosoma evansi, dan terkait erat dengan lalu lintas ternak baik nasional maupun internasional. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat penghisap darah dan tersebar luas di kepulauan Indonesia.
Meskipun tidak dikategorikan sebagai penyakit zoonosis (dapat menular ke manusia), tapi kasusnya pernah dilaporkan menyerang pada peternak sapi di India. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat besar berupa kematian, harga obat yang mahal serta biaya penanggulangan vektornya.
Di Sumba, masuknya surra pada 2010 akibat masuknya ternak yang terinveksi T.evansi ke wilayah tersebut.
"Akibatnya dalam waktu cepat ribuan ternak mati sampai diumumkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) yang mana kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah," katanya.
Setelah surra diumumkan sebagai KLB di Pulau Sumba dan Dharmasraya Sumatera Barat pada 2012, pada awal 2014 kasus serupa terjadi di beberapa kabupaten di Provinsi Banten yang mengakibatkan kematian puluhan ternak kerbau baik kerbau lokal maupun bantuan pemerintah.
"Hasil analisis terhadap vektor lalat penghisap darah menunjukkan hasil positif yang mengindikasikan adanya ancaman penyakit surra lebih meluas," kata Prama Yufdi. (Antara)
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5