Suara.com - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan investasi senilai Rp200 miliar untuk merealisasikan Bank Tani di wilayah tersebut guna menghindarkan para petani dari sistem ijon.
"Konsep Bank Tani ini sudah kami siapkan dua tahun lalu. Bahkan lebih dulu dibandingkan program Presiden Joko Widodo," kata Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Hadi Prasetyo, pada Panen Raya Jagung dan Peresmian Kemitraan Publik Swasta PISAgro di Mojokerto, Selasa, (4/11/2014).
Saat ini, ungkap dia, konsep tersebut akan disahkan menjadi peraturan daerah. Langkah selanjutnya Pempriv Jatim akan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).
"Untuk mengoptimalkan pendirian Bank Tani, kami telah melakukan survei operasional Bank Tani di Swiss sesuai info yang berkembang. Namun ketika di Swiss, bank yang dimaksud tidak ada," ujarnya.
Penyebabnya, jelas dia, karena yang beroperasi di Swiss adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bergerak di sektor pertanian. Bank dengan label pemerintah tersebut memberikan kemudahan permodalan bagi petani terutama dari sisi kredit.
"Penanganan kredit bagi petani itu sesuai dengan misi Pemprov Jatim untuk mendekatkan akses perbankan. Untuk itu, akhirnya kami belajar dari BPD di Swiss dan berkomitmen dikembangkan di sini," katanya.
Untuk menerapkannya di Jatim, tambah dia, pada saat ini Pemprov sedang mendalami konsep yang akan dijalankan. Misalnya pada masa awal dijadikan divisi baru di Bank UMKM berupa divisi Bank Tani.
"Selain itu bisa saja Bank Tani ini akan kami gabung dengan Bank Jatim atau dapat didirikan bank baru. Masing-masing konsep kami matangkan dulu sehingga hasil terbaiknya untuk petani," katanya.
Ia berharap, dengan keberadaan Bank Tani tersebut kian memudahkan petani. Pada masa mendatang petani akan mempunyai Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Bahkan, dengan adanya kemitraan kerja sama seperti menggandeng lembaga di bidang pertanian maka kesejahteraan petani bisa terwujud.
"Misalnya pada kegiatan panen raya jagung ini, kami sepakat dan sangat mendukung semangat lembaga seperti PISAgro, Monsanto, dan Cargill yang ingin meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.
Ia optimistis, apabila program kemitraan dengan PISAgro, Cargill, dan Monsanto Indonesia berhasil maka kelompok tani yang menjadi binaan akan dikenalkan ke provinsi lain seperti ke NTB. Mereka diharapkan bisa menjadi teladan petani daerah lain dan membagi ilmunya. (Antara)
Tag
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun