Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, kebijakan Pemerintah Cina yang sengaja melemahkan nilai tukar mata uang Yuan sebesar 2 persen dikhawatirkan memicu serbuan produk Cina masuk ke dalam negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, pemerintah harus meningkatkan kewaspadaannya jika terjadi serbuan barang impor Cina yang membanjiri pasar di Indonesia akibat pelemahan mata uang Yuan.
Dengan langkah ini, produk Cina akan semakin murah dan menyerbu pasar dalam negeri.
"Depresiasi mata uang Yuan, bisa lebih murah lagi. Sehingga, mudah-mudahan tidak, kalau nggak produk China yang KW atau tidak sesuai SNI akan masuk lebih banyak," kata Adi saat ditemui dikantornya, Selasa (18/8/2015).
Selain itu, Adi menjelaskan, risiko yang akan dihadapi oleh negara yang terikat pada kerjasama perdagangan internasional apabila terpengaruh faktor mata uang termasuk Indonesia akan mengakibatkan, suplai produk berasal dari impor.
Dengan kata lain, pemerintah setempat jor-joran mengekspor produk tersebut ke negara lain dengan harga yang murah.
"Kebijakan Cina mengevaluasi mata uangnya akan meningkatkan daya saing produk Cina karena harganya semakin murah. Khawatir impor kita makin besar, sementara kualitas barang Cina banyak yang KW. Jadi ini memang risiko perdagangan global," ungkapnya.
Oleh sebab itu, guna menyikap hal ini, dia meminta agar pemerintah maupun masyarakat mendorong penggunaan produk dalam negeri.
"Tapi bagaimana menyikapi itu adalah satunya gunakan produk-produk dalam negeri. Maka harapan kita tidak akan membesar justru kalau bisa ekspor naik," katanya.
Tag
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
PNM Raih Penghargaan Internasional Kategori Best Microfinance Sukuk 2025
-
Bersama Bibit.id dan Stockbit, Temukan Peluang Baru Lewat Portrait of Possibilities
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya