PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih sebesar 1,83 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) hingga semester I 2016. Capaian ini naik 221 persen year on year (y-o-y) yang disokong oleh peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan situasi industri migas global masih terus berfluktuasi sehingga menuntut perusahaan migas melakukan berbagai upaya untuk mengatasi lingkungan usaha yang semakin menantang. Di sisi lain, Pertamina sebagai NOC ikut memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasokan energi selalu dalam kondisi aman untuk ketahanan energi nasional.
“Dua kondisi tersebut melahirkan berbagai inisiatif-inisiatif yang bermuara pada peningkatan kinerja, efisiensi di segala lini dan upaya-upaya penciptaan nilai tambah dari hulu ke hilir. Dalam kaitan itu, kami sangat bersyukur karena hingga semester I 2016 langkah-langkah tersebut membuahkan hasil dengan raihan laba bersih sebesar US$1,83 miliar,” ungkap Dwi dalam keterangan tertulis, Jumat (26/8/2016).
Pertamina, tutur Dwi, terus fokus dalam mengimplementasikan 5 pilar strategi prioritas perusahaan, yaitu pengembangan sektor hulu, efisiensi di semua lini, peningkatan kapasitas kilang dan petrochemical, pengembangan infrastruktur dan marketing, serta perbaikan struktur keuangan. Sepanjang semester I 2016 Pertamina membukukan pendapatan sebesar 17,19 miliar Dolar AS.
Kinerja hulu pada periode semester I 2016 ini mencapai 640 ribu barel setara minyak per hari yang terdiri dari 305 ribu barel per hari minyak dan 1.938 mmscfd gas. Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 16,4 persen y-o-y.
Beberapa investasi hulu juga telah terealisasi, seperti PLTP Ulubelu 3 1x55 MW yang telah masuk ke sistem dan melistriki masyarakat. Kemajuan pesat juga terjadi pada proyek Lumut Balai 2x55 MW dengan tingkat kemajuan di atas 46 persen.
Adapun, transportasi gas mencapai 262 BSCF atau turun tipis sekitar 1 persen terhadap realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Adapun penjualan gas perusahaan mencapai 338 ribu BBTU.
Breakthrough Project 2016 yang ditargetkan mencapai 838 juta Dolar AS hingga akhir Juni tercatat senilai 1,21 miliar Dolar AS. Capaian tersebut setara dengan 145 persen terhadap target perusahaan. Hingga akhir tahun, dampak finansial yang terdiri dari efisiensi dan penciptaan nilai tambah ditargetkan sebesar 1,64 miliar Dolar AS.
Efisiensi biaya operasi hulu sebesar 595 juta Dolar AS yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016 mencerminkan strategi perusahaan untuk fokus pada lapangan-lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar bagi perusahaan. Inovasi-inovasi pemasaran produk dan layanan unggulan Pertamina, sentralisasi pengadaan hydrocarbon dan non hydrocarbon, penekanan losses dari program pembenahan tata kelola arus minyak, inisiatif-inisiatif pengolahan, baik efisiensi maupun optimalisasi bottom products, serta pemangkasan biaya operasi kantor pusat pada umumnya memberikan dampak finansial di atas target.
Pertamina juga berhasil menekan biaya pokok produksi kilang yang sebelumnya berada di kisaran 98,2 persen MOPS, hingga akhir Juni 2016 turun menjadi 97,5 persen sehingga menjadikan harga produk kilang Pertamina lebih kompetitif. Yield valuable productkilang juga meningkat dari semula di kisaran 72,75 persen pada tahun lalu menjadi 78,65 persen.
Adapun, penjualan BBM dan non BBM relatif stabil dibandingkan dengan tahun lalu. Penjualan BBM pada semester I 2016 mencapai 31,6 juta KL atau naik tipis sekitar 5,3%. Namun, Pertamina berhasil melakukan penetrasi berbagai varian produk BBM, seperti Pertalite yang penjualannya telah mencapai 1,2 juta KL, dan diperkenalkannya Pertamax Turbo kepada konsumen di Eropa dan di Tanah Air, selain juga terus meningkatkan penjualan BBK Pertamax Series.
Pengembangan infrastruktur terus dilakukan Pertamina baik infrastruktur gas, pengolahan dan pemasaran. Beberapa proyek seperti pipa gas Arun-Belawan-KIM-KEK, Muara Karang-Muara Tawar, Gresik-Semarang, Porong-Grati telah mencapai kemajuan di atas 80%. Infrastruktur pengolahan juga terus dipercepat, meliputi RDMP Kilang Balikpapan yang memasuki fase penuntasan Basic Engineering Design parallelpembangunan bangunan penunjang dan pengadaan long lead item, RDMP Cilacap dalam tahap Front End Engineering Design, GRR Tuban dalam masa penuntasanBankable Feasibility Study.
Sementara itu, beberapa proyek infrastruktur pemasaran kini memasuki tahapan-tahapan akhir, seperti TBBM Pulau Sambu dan Tanjung Uban, penyelesaian kapal pengangkut BBM dan minyak mentah tipe General Purposes (GP) dan Medium Range (MR) dengan di antaranya ditargetkan diterima pada Q4 2016. Pertamina juga menuntaskan proyek DPPU Soekarno-Hatta, Jakarta dan Hassanuddin Makassar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Kadin Minta Menkeu Purbaya Beri Insentif Industri Furnitur
-
Siap-siap, Bank Mandiri Mau Bagikan Dividen Interim Rp 100 per Saham
-
UMKM Terdampak Banjir Sumatera Dapat Klaim Asuransi untuk Pemulihan Usaha
-
Harga Perak Sempat Melonjak Tajam, Hari Ini Koreksi Jelang Akhir Pekan
-
Danantara Bangun 15.000 Hunian Sementara untuk Korban Banjir Sumatera
-
Viral di Medsos, Purbaya Bantah Bantuan Bencana Sumatra dari Luar Negeri Kena Pajak
-
Indodax Setor Kewajiban Pajak Kripto, Mulai dari PPh hingga PPN Transaksi Digital
-
IHSG dan Rupiah Kompak Loyo Hari Ini
-
Program Belanja 2025 Tembus Transaksi Rp272 Triliun
-
Apa Itu Working Capital? Pahami Pengertian dan Pentingnya bagi Kesehatan Bisnis