Mulai 1 Oktober 2017, pembayaran di gerbang tol yang ada di Jabodetabek dilakukan secara non tunai dengan menggunakan uang elektronik.
Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi antrian yang kerap terjadi di gerbang tol.
"Presiden telah memberikan arahan yang tegas dan jelas pada bulan April 2016 terkait transaksi pembayaran di jalan tol agar antrian di gerbang tol dihilangkan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (15/8/2017).
Sugeng menjelaskan, selain mengurai kemacetan, pembayaran tol secara non tunai ini bertujuan mengurangi penggunaan uang kertas untuk bertransaksi, Khususnya di jalan tol yang penetrasinya masih rendah.
Sugeng mengungkapkan, penetrasi penggunaan nontunai di ruas jalan tol Jabodetabek saat ini mencapai 33 persen. Secara nasional, baru sebesar 28 persen. Sementara targetnya 100 persen di Oktober 2017.
"Kami ingin capai target itu. Selain itu juga, kami ingin mengubah kultur, karena di luar negeri, terutama di negara-negara maju sudah diterapkan. Nanti akan law enforcement (penegakkan hukum)," ujar Sugeng.
Menurutnya, saat ini sudah ada empat bank yang terlibat dalam proyek tersebut, yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk.
"Nanti Desember, ada tiga bank join yakni Bank DKI, Nobu Bank, dan Bank Mega. Jadi sistem yang diterapkan di jalan tol sudah bisa membaca sistem-sistem yang dikeluarkan bank penerbit e-money, sehingga semua bisa ikut di bisnis itu," kata Sugeng.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism