Indonesia memiliki potensi sumber daya air (SDA) yang sangat besar yakni mencapai 3,9 triliun m3/tahun dengan potensi pembangkit listrik tenaga air sebesar 75.000 MegaWatt (MW) yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari jumlah potensi tersebut, salah satu Provinsi yang memiliki potensi sumber daya air terbesar adalah Provinsi Papua.
"Papua ini potensi airnya paling besar dari seluruh wilayah Indonesia karena curah hujannya paling tinggi. Pengelolaanya harus tepat waktu dan tempatnya. Melihat kondisi jumlah penduduknya yang saat ini masih sedikit, kami prioritaskan pengelolaan SDA di Papua untuk pembangunan jaringan irigasi kecil mendukung pertanian. Ke depannya seiring pertumbuhan penduduk akan ditingkatan pembangunan infrastruktur SDA berskala besar," ujar Menteri dalam keterangan resmi Sabtu (9/9/2017).
Dalam sambutannya Menteri Basuki mengatakan bahwa sektor pangan, air dan energi akan menjadi panglima pembangunan nasional ke depan, sekaligus ujung tombak persaingan antar negara. "Ketiga bidang tersebut menjadi tanggung jawab yang digeluti seluruh anggota HATHI untuk dapat dikelola dengan baik dan berkelanjutan," katanya.
Terkait pengelolaan SDA, Menteri Basuki mengungkapkan saat ini Rancangan Undang-Undang SDA yang baru saja masuk dalam Prolegnas DPR RI dan diharapkan dapat segera dituntaskan dalam waktu 4 bulan ke depan. Menurutnya UU SDA bukan milik golongan tertentu namun merupakan milik seluruh rakyat Indonesia.
"Untuk itu saya berharap HATHI dapat mengawal dan memberikan masukan sehingga nilai-nilai Pancasila menjadi roh dalam UU SDA untuk menciptakan keadilan bagi rakyat Indonesia, sehingga tidak ada lagi dispute dalam peraturan tersebut," pesannya.
Diungkapkan Menteri Basuki, Kementerian PUPR saat ini merehabilitasi daerah irigasi termasuk pembangunan Bendungan Baliem yang memiliki daya tampung 200 juta m3 memiliki potensi sebagai pembangkit listrik sebesar 50 MW. Pembangunan bendungan ini diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 4,7 triliun. Bendungan lainnya yang sedang disiapkan adalah Bendungan Digoel dengan kapasitas tampung 230 juta m3.
Bendungan Baliem di Papua juga menjadi salah satu yang desain dan studinya serta pendanaan bekerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan. Adapun proses pembangunan bendungan ini diperkirakan dapat selesai maksimal paling lama empat tahun.
"Sementara untuk rehabilitasi irigasi dilakukan secara padat karya yang melibatkan perkumpulan petani pemakai air (P3A)," ujarnya.
Baca Juga: Basuki: Kementerian PUPR Jadi Tumpuan Bangun Infrastruktur
Pertemuan HATHI ke 34 tahun ini menurut Menteri Basuki terbilang istimewa karena pertama kalinya digelar di Perguruan Tinggi yakni di Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Papua dengan Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Menghadapi Perubahan Iklim untuk Mendukung Ketahanan Air, Pangan dan Energi.
"Tujuan digelarnya pertemuan ilmiah HATHI di Universitas untuk mengenalkan organisasi profesi sehingga meningkatkan kontribusi para akademisi dalam pengembangan bidang keahlian profesi," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Umum HATHI yang juga Direktur Jenderal (Dirjen) SDA Imam Santoso dalam laporannya mengatakan acara pertemuan ilmiah HATHI kali ini dihadiri lebih dari 500 pengurus dari seluruh cabang di Indonesia. Ia juga kembali mengajak pengurus dan anggota agar peran HATHI di masyarakat harus dirasakan manfaatnya.
Salah satunya kerjasama penelitian di bidang pengelolaan air dengan pihak akademisi dan swasta yang dapat menghasilkan produk penelitian berdaya guna di masyarakat.
Ia juga mengingatkan kepada anggota HATHI yang belum bersertifikat untuk segera mengikuti sertifikasi profesi sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas dan profesionalisme.
"Sebagai organisasi yang mempunyai wewenang untuk mensertifikasi, kami juga akan terus meningkatkan kemudahan dalam pengajuan proses sertifikasi keahlian profesi dengan tetap memperhatikan standar kualitas yang ditetapkan," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
Terkini
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025
-
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama November!
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026