Suara.com - Sambil bertarung mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah sudah mulai melaksanakan pemulihan ekonomi. Pemerintah ingin Indonesia tidak hanya menang melawan Covid-19, tetapi ekonomi juga bisa pulih secepatnya ke level normal.
Pengamat Ekonomi Tungkot Sipayung mengatakan, memulihkan sektor-sektor ekonomi yang terhenti akibat covid-19, memerlukan suatu lokomotif berkekuatan besar dan luas (big-push).
Lokomototif ekonomi yang mampu menggerakkan mesin-mesin ekonomi nasional di setiap sektor maupun daerah.
"Untuk tugas besar ini, pemerintah memang sangat tepat mempercayakan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). BUMN memiliki kekuatan besar dan luas yang dapat menggerakkan mesin ekonomi di setiap sektor dan daerah," kata Tungkot dalam keterangannya, Sabtu (23/5/2020).
Sehingga menurut Tungkot, dengan memfokuskan stimulus ekonomi pada BUMN dan jejaringnya, akan mampu menjadi lokomotif ekonomi untuk menarik perekonomian keluar dari resesi.
Pertama, BUMN hadir dan bergerak pada hampir semua sektor pembangunan. Sebagian BUMN merupakan sektor/ industri strategis seperi energi, pangan, keuangan, logistik, intrastruktur, telekomunikasi dan transportasi.
"Sehingga jika BUMN pada setiap sektor ini bergerak, akan membuat sektor-sektor tersebut menggeliat," kata Tungkot.
Kedua, BUMN melibatkan dan menghidupi jutaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) baik sebagai suplier barang/ jasa maupun yg menggunakan produknya sebagai inputnya.
"Pada rantai pasok BUMN Pupuk misalnya selain melibatkan ribuan UMKM juga melayani kebutuhan pupuk bagi puluhan juta unit usaha pertanian/ perkebunan pada seluruh pelosok tanah air. Jika lokomotif BUMN Pupuk digerakkan, maka jutaan UMKM tersebut akan ikut bergerak," ucap Tungkot.
Baca Juga: Sri Mulyani Bayar Utang BUMN, Erick Thohir: Makasih
Ketiga, Lokomotif BUMN jauh lebih besar dari APBN. Nilai investasi atau belanja modal BUMN selama ini 2-3 kali dari belanja modal Pemerintah/ APBN.
Pada tahun 2019 lalu misalnya belanja modal pemerintah hanya sekitar Rp 180 triliun, sementara belanja modal Bumn mencapai hampir Rp 500 triliun. Selain belanja modal besar, belanja rutin BUMN mencapai hampir Rp 2.000 triliun lebih.
"Besarnya capex dan opex BUMN inilah mengapa UMKM dan korporasi swasta banyak berkembang bahkan tergantung pada BUMN. Geliat BUMN juga menjadi salah satu indikator kegairahan investasi bagi korporasi maupun bagi perekonomian secara keseluruhan," kata Tungkot.
Keempat, BUMN setiap tahun menyumbang pendapatan negara berupa berbagai jenis pajak dan deviden hampir Rp 500 triliun atau sekitar 25 persen lebih dari penerimaan negara setiap tahun.
"Dengan kekuatan tersebut, jika lokomotif BUMN digerakkan akan menarik gerbang seluruh sektor sektor ekonomi nasional baik UMKM maupun korporasi di setiap daerah," ucapnya.
Bergeraknya UMKM dan korporasi di setiap sektor, meningkatkan produksi dan perdagangan barang dan jasa, peningkatan penyerapan tenaga kerja dan penciptaan pendapatan mayarakat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Transaksi Belanja Online Meningkat, Bisnis Logistik Ikut Kecipratan
-
Regulator Siapkan Aturan Khusus Turunan UU PDP, Jamin Konsumen Aman di Tengah Transaksi Digital
-
Kredit BJBR Naik 3,5 Persen, Laba Tembus Rp1,37 Triliun
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
MedcoEnergi Umumkan Pemberian Dividen Interim 2025 Sebesar Rp 28,3 per Saham
-
Penyeragaman Kemasan Dinilai Bisa Picu 'Perang' antara Rokok Legal dan Ilegal
-
Meroket 9,04 Persen, Laba Bersih BSI Tembus Rp 5,57 Triliun di Kuartal III-2025