Suara.com - Beberapa pekerjaan masih eksis di tengah pandemi virus corona, misalnya tenaga kesehatan dan lain-lainnya. Sehingga para pekerja yang bekerja di bidang tersebut tak takut dengan badai PHK.
Meskipun tetap eksis, terdapat beberapa pekerjaan yang riskan terinfeksi dengan virus corona. Berdasarkan studi Marissa Baker, asisten profesor di University of Washington School of Public Health menemukan bahwa 10 persen dari pekerja dengan paparan muka langsung bisa terinfeksi setidaknya sekali seminggu.
Selanjutnya, sebanyak 18,4 persen pekerja yang tak langsung bertatap muka setidaknya sebulan sekali ada yang terpapar virus corona. Jumlah itu termasuk pekerja pertanian, tetapi tidak termasuk pekerja mandiri, pekerja rumah tangga, atau pekerja lepas.
Angka-angka itu kemungkinan jauh lebih rendah daripada angka sebenarnya, karena mereka tidak termasuk pekerja pengiriman makanan atau pengemudi rideshare yang juga berisiko lebih tinggi.
Selain itu, penelitian ini mengandalkan survei yang dilakukan sebelum virus corona mulai menyebar, dan banyak pekerja, seperti yang ada di pabrik pengemasan daging atau toko bahan makanan, mungkin tidak menyadari sejauh mana paparan aktual mereka terhadap penyakit menular.
"Kami sekarang memiliki lebih banyak kesadaran dan pengetahuan publik tentang apa yang merupakan paparan penyakit menular, yang kapan saja Anda berinteraksi dengan orang lain," kata Baker seperti dilansir dalam CNBC, Minggu (31/5/2020).
Sementara, Asisten profesor di bidang studi hukum dan departemen etika bisnis Sekolah Wharton di Universitas Pennsylvania, Robert Hughes mengemukakan, beberapa pekerja garis depan seperti petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran selalu tahu bahwa pekerjaan mereka riskan terpapar.
"Ketika orang masuk ke keperawatan, kecuali mereka pergi ke jenis tertentu, mereka tidak berpikir bahwa itu adalah pekerjaan yang berbahaya secara fisik,” katanya. Mereka tahu bahwa penyakit menular itu ada, tetapi sejauh mana itu berbahaya telah berubah," imbuh Hughes.
Baca Juga: IDI: New Normal Bukan Berarti Bebas dari Corona, Tapi...
Berita Terkait
-
Ketua IDI: Disiplin Protokol Kesehatan Adalah Sebenarnya Vaksin
-
Masalah Usus Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona Covid-19, Ini Alasannya
-
Alasan Pemerintah Berani Terapkan New Normal di 102 Wilayah di Indonesia
-
Pakai Sarung Tangan saat Belanja Bulanan? Tidak Perlu!
-
Update Corona Covid-19 Global 31 Mei 2020: Kesembuhan Jerman 82 Persen
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu
-
Rincian Pajak UMKM dan Penghapusan Batas Waktu Tarif 0,5 Persen
-
Tips Efisiensi Bisnis dengan Switchgear Digital, Tekan OPEX Hingga 30 Persen
-
Indef: Pedagang Thrifting Informal, Lebih Bahaya Kalau Industri Tekstil yang Formal Hancur
-
Permata Bank Targetkan Raup Rp 100 Miliar dari GJAW 2025