Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, anggaran pengadaan pulsa internet gratis bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga pelajar berasal dari anggaran belanja barang yang tak terserap maksimal di masa pagebluk virus corona atau Covid-19.
Hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat menjadi narasumbernya dalam acara dengan CNBC Indonesia, Jumat (28/8/2020).
"Karena semuanya kan kalau untuk pemerintah sendiri bahwa sebagian dari belanja barang yang tidak bisa diserap bisa dialihkan menjadi kuota internet bagi pegawai, mahasiswa dan siswa," kata Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan, kebijakan pemberian kuota internet gratis ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.
Dirinya pun bilang setiap perancangan anggaran untuk kebutuhan di masa pandemi ini dirancang sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan dimasyarakat.
Diharapkan dengan cara itu, bisa berdampak terhadap kinerja ekonomi Indonesia, dan mendorong pada arah pembalikan ekonomi yang positif.
"Kebijakan dibuat fleksibel dan dilihat dari sisi fleksibel, kita harapkan kuartal III dan IV akselerasi bisa mendorong ekonomi kita ke arah pembalikan yang lebih baik," ungkapnya.
Asal tahu saja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II lalu harus finis di posisi negatif 5,32 persen, anjloknya pertumbuhan ekonomi karena hampir seluruh komponen pendorong ekonomi tidak bekerja maksimal gara-gara di hantam pandemi Covid-19.
Jika dibandingkan secara tahunan, angka pertumbuhan ini mengalami kontraksi yang cukup hebat, pasalnya di kuartal II tahun lalu pertumbuhan masih cukup baik yakni diangka 5,07 persen.
Baca Juga: Nadiem: Siswa Dapat Kuota Internet 35 GB, Mahasiswa 50 GB, Gratis!
Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berdasarkan harga konstan pada kuartal II 2020 sebesar Rp 2.589,6 triliun.
Menurut pengeluaran secara tahunan (year on year/yoy), semua komponen mengalami kontraksi dengan konsumsi rumah tangga mencatatkan penurunan paling dalam dengan tumbuh negatif 5,51 persen, investasi atau PMTB juga tubuh negatif 8,61 persen.
Begitu juga dengan ekspor, meski tidak sedalam yang lain, tapi pertumbuhannya tetap negatif diangka 11,66 persen.
Begitu juga dengan konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan negatif 6,90 persen, konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga juga tumbuh negatif 7,76 persen.
Sementara kinerja impor juga turun cukup dalam dengan negatif 16,96 persen, akibat sepinya kegiatan ekonomi pada periode tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Hana Bank Optimistis Laba Tumbuh di atas 15 Persen Tahun Ini
-
BCA Syariah Wujudkan Harmoni Digitalisasi dengan Nilai Luhur Spiritual
-
Mayoritas Terus Merugi, Belasan BUMN Asuransi Akan Dipangkas dan Disisakan 3 Saja
-
Hana Bank Mulai Serius Garap UMKM
-
Perlindungan Dana Nasabah di Rekening Dormant
-
Janji Pangkas Waktu Pembayaran Kompensasi ke BUMN, Purbaya: Jangan Rugi Terus!
-
Purbaya Sidak Bank Himbara Secara Acak, Ini 2 Hal yang Dicari
-
DPR Cecar Menkeu Purbaya, Diminta Jangan Cepat Percaya Laporan Anak Buah
-
Diisukan Renggang dengan Deddy Corbuzier, Sabrina Chairunnisa Punya Deretan Bisnis Sukses
-
Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Penutupan Perdagangan Selasa