Suara.com - Rusia menjadi salah satu negara yang berusaha cepat melakukan pengembangan calon vaksin Covid-19. Melalui The Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology, Rusia mengembangkan vaksin Sputnik V.
Rusia bahkan sudah mengklaim Sputnik V sebagai vaksin virus corona pertama di dunia pada Agustus 2020, sebelum mereka memulai uji klinis fase tiga.
Alexander Gintsburg dan ilmuwan lainnya dari Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology yang mengembangkan vaksin virus Corona Sputnik V, mengungkapkan fakta baru bahwa, vaksin ini dapat memberikan perlindungan dari virus Covid-19 selama dua tahun di tubuh manusia.
"Selama ini saya hanya bisa memberikan saran, karena dibutuhkan lebih banyak data eksperimen. Vaksin kami dibuat di platform yang juga digunakan untuk vaksin Ebola. Data eksperimental yang diterima pada saat itu menunjukkan bahwa vaksin serupa akan menawarkan perlindungan selama dua tahun, atau mungkin lebih," kata Alexander Gintsburg ditulis Senin (11/1/2021).
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan bahwa Sputnik V sudah tersedia bagi publik paling cepat pada November atau Desember 2020. Vaksinasi pertama pun sudah dilakukan untuk tenaga medis dan guru.
Berdasarkan data diatas, laporan terbaru dari Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology pun menyebutkan bahwa, salah satu Negara di kawasan Asia Tenggara, yakni Vietnam, tertarik bekerja sama dengan Gamaleya Research Institute untuk memproduksi vaksin Sputnik V di Vietnam.
Berbicara saat melakukan jumpa pers, Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Truong Quoc Cuong menyebutkan bahwa saat ini sudah ada kesepakatan kerjasama antara Gamaleya Research Institute dengan sebuah perusahaan lokal yang berada dibawah naungan Kementerian Kesehatan Vietnam.
“Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology telah menunjukkan minatnya untuk memproduksi dan mengembangkan vaksin Sputnik V di Vietnam. Metode transfer teknologi telah disiapkan bersama sebuah perusahaan lokal,” ujar Wakil Menteri Kesehatan Vietnam, Truong Quoc Cuong, seperti dilansir laman aa.com.tr.
Selain dikabarkan telah setuju bekerja sama dengan Gamaleya Research Institute, Vietnam pun diberitakan sudah menerima setidaknya 30 juta dosis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dengan Universitas Oxford.
Baca Juga: Sputnik V Jadi Vaksin Keempat Terbanyak yang Diproduksi di Dunia
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Sambut Nataru dan Tutup Buku 2025, BI Sesuaikan Jadwal Operasional Sistem Pembayaran
-
Tensi Panas! AS Adang Tanker Venezuela, Harga Minyak Mentah Global Langsung Melompat
-
Aturan Cuti Hamil 6 Bulan dan Ketentuan Gaji yang Wajib Dipenuhi Perusahaan
-
PIP 2025 Mulai Cair untuk Jakarta, Cek Jadwal Gelombang dan Status Sipintar
-
Sinergi Gerak Cepat Hadapi Bencana Sumatera, MIND ID Bersama Danantara Bantu Wilayah Terdampak
-
BRI Gelar Satukan Langkah untuk Sumatra, Beri Bantuan Rp50 M untuk Percepat Pemulihan Bencana
-
Harga Emas Antam Akhirnya Kembali Tembus 2,5 Juta Per Gram
-
Saham SUPA Keok di Tengah Kinerja Positif Cetak Laba Rp122 Miliar
-
Batavia Prosperindo Lewat RFI Kucurkan Rp200 Miliar Transformasi Mal di Batam
-
Update Harga BBM Pertamina, Shell dan Vivo Jelang Natal dan Tahun Baru 2026