Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus menunjukkan komitmennya untuk terus membangkitkan dan menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Kondisi sulit yang dihadapi UMKM dimasa pandemi Covid-19 ini mendorong BRI untuk melakukan restrukturisasi dan menyalurkan berbagai stimulus, agar kondisi usaha mereka dapat terjaga dan pelaku UMKM dapat segera bangkit.
Hingga 27 Desember 2020, restrukturisasi kredit yang diberikan BRI kepada debitur terdampak Covid-19 mencapai Rp 218,6 triliun, dengan total debitur penerima relaksasi mencapai 2,8 juta. Dari jumlah tersebut, ada 2,72 juta debitur mikro dengan total portofolio Rp 82,85 triliun yang mendapat restrukturisasi dari BRI per November 2020.
Pada periode yang sama, lebih dari 148 ribu debitur mikro dengan nilai kredit Rp3,16 triliun yang berhasil keluar dari kategori berisiko karena mampu membayar kewajibannya. Pada Triwulan IV 2020, tren restrukturisasi BRI tercatat menurun.
Penurunan restrukturisasi terjadi selama tiga bulan berturut-turut. Hal ini menunjukkan telah terjadi recovery bisnis debitur khususnya setelah masa pemberian stimulus yang mereka dapatkan. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas dan kemampuan membayar para debitur UMKM, dan diprediksi akan berlanjut sepanjang 2021.
Tren kenaikan jumlah debitur UMKM penerima restrukturisasi yang berhasil melunasi kewajibannya dan mendapat pembiayaan baru dari BRI telah meningkat signifikan sejak Juli 2020.
“Ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi usaha pelaku UMKM, sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional. BRI berkomitmen melanjutkan pengelolaan restrukturisasi secara baik, bersamaan dengan upaya mendorong agar kondisi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah semakin pulih. Kami konsisten ingin tumbuh dan berkembang bersama UMKM, bahkan di masa krisis sekalipun,” urai Direntur Utama Bank BRI, Sunarso.
BRI terus memastikan pengelolaan risiko kredit perusahaan berjalan secara terukur agar kinerja perusahaan serta kemampuan debitur membayar kredit terus terjaga. Tata kelola risiko kredit yang terukur dilakukan meski selama pandemi mayoritas debitur BRI dari segmen UMKM mengalami kesulitan.
UMKM adalah segmen yang paling terdampak pandemi Covid-19. BRI fokus melakukan restrukturisasi di segmen ini yang notabene-nya adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. BRI juga terus mengedepankan aspek kehati-hatian dalam menjalankan operasinya, agar tetap dapat menyalurkan kredit untuk UMKM.
Salah satunya dengan menyediakan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi pemburukan kualitas kredit yang ditunjukkan dengan rasio rasio Non Performing Loan (NPL) Coverage mencapai lebih dari 200 persen.
Baca Juga: RUPSLB BRI 2021: BRI Perkuat Komitmen kepada UMKM
“Rasio kredit bermasalah BRI atau Loan at Risk (LAR) hingga kuartal III/2020 mencapai 29,77 persen. Angka ini muncul karena BRI banyak melakukan program PEN, salah satunya restrukturisasi terhadap debitur UMKM”, ujar Sunarso.
Meski angkanya naik dibanding periode setahun sebelumnya, tetapi pengelolaan LAR BRI tetap dikelola dengan bagus. Hal ini terjadi lantaran sejak beberapa tahun lalu BRI telah secara konsisten menaikkan rasio pencadangan dan kecukupan modal.
Hingga kuartal III/2020, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI tercatat sebesar 20,38 persen. Tingginya rasio kecukupan modal ini menunjukkan terjaganya kemampuan perusahaan untuk menghadapi berbagai potensi risiko di masa depan.
“Pilihan bagi kami agar mencari selamat daripada menumpuk laba yang tinggi sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Karena itu, pendapatan BRI setiap tahun kerap banyak dialokasikan untuk pencadangan, yang manfaatnya terasa ketika masa pandemi ini. Kami sangat berhati-hati mengelola risiko dengan memupuk pencadangan yang tinggi,” ujar Sunarso.
Strategi BRI untuk menjaga keberlajutan bisnis BRI tersebut direspon positif oleh pemegang saham yang dicerminkan dengan kinerja saham BRI menyentuh level tertinggi pada harga Rp4.890/saham, atau naik 5,8 persen pada perdagangan 20/10, sehingga kapitalisasi pasarnya menembus Rp 600 triliun, atau lebih tepatnya Rp 603,06 triliun.
“Ini merupakan bukti kepercayaan investor terhadap strategi perseroan dalam menghadapi pandemi yang saat ini masih terjadi. Saham BBRI yang menyentuh rekor tertinggi merupakan sinyal positif bahwa investor memberikan respon positif terhadap penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik oleh BRI. Sustainability itu dihargai lebih tinggi dari pada sekadar membukukan laba yang tinggi,” pungkas Sunarso.
Tag
Berita Terkait
-
Rangkul Fans MLBB, BRI Terbitkan BRIZZI Special Edition Mobile Legend
-
Sandiaga Uno Beri Motivasi ke Para Pelaku UMKM di Batam
-
Sandiaga Uno Motivasi Pelaku UMKM Batam : Ayo Bergandengan Tangan
-
Periode Kedua, Wakil Bupati Serang Ingin Bangun 10.000 UMKM Baru Setahun
-
Angkat Direksi Milenial, BRI Dinilai Jalankan Regenerasi dengan Baik
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
Terkini
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah