Suara.com - Prinsip korporasi dalam program unggulan Super Prioritas Perkebunan di Direktorat Perkebunan, Kementerian Pertanian, telah dipraktikkan oleh petani masa kini bernama Ifah, pemilik Arafatea di Jawa Barat.
Ifah adalah sosok petani dengan pola pikir sebagai pengusaha dan pebisnis. Kiprahnya mengembangkan komoditi teh menjadikan Arafatea telah berkembang sebagai korporasi yang yang menjalankan manajemen usaha pertanian dengan model usaha yang modern. Ifah pun layak disematkan sebagai petani sekaligus penentu arah dan tujuan usahanya.
Ifah tidak hanya bekerja sama dengan petani komoditas lainnya, ia juga telah melakukan beragam inovasi dan mengolah hasil tehnya menjadi produk yang kekinian. Hal itu ditunjukkan dengan giat mengembangkan teh dan terus melakukan variasi olahan teh yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Arafatea pun menghasilkan produk teh dengan varian seperti teh jeruk (orange tea), cokelat teh hijau (greentea chocolate), teh biji cokelat (cacao nips tea), greentea rice cracker, teh bunga (flower tea), teh putih (white tea), teh hitam (blacktea), teh genmaicha, matcha latte/greentea latte, teh hijau pandan (pandan greentea), hingga kosmetik/skincare greentea face mask, greentea face soap, bodylotion, dan bantal leher teh (healty neck pillow) serta produk lainnya.
Teh biji cokelat (cacao nips tea) telah dikembangkan Arafatea sejak tahun 2019. Berawal dari silaturahim antara petani teh dengan petani kakao sehingga saling terjalin kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam bentuk olahan kolaborasi teh dan cokelat.
Ifah menjelaskan sinergi teh dan kakao merupakan terobosan baru yang bahannya merupakan teh dan kakao Indonesia. Tehnya memakai teh premium blacktea ortodok dari kebun Malabar di Pangalengan.
Arafatea bekerja sama dengan petani kakao, Asep, asal Pangandaran, berupa biji kakao yang sudah di fermentasi kering, dibakar atau sanggrai.
Olahan Arafatea, cacao nips tea, mendapat respons bagus dipasaran, karena rasa teh yang unik dengan aroma kakao. Rasa khas itu bisa menenangkan. Karena memang cacao nips tea bisa membuat tidur menjadi lebih berkualitas terutama bagi kalangan anak muda.
Ifah mengatakan dalam menghasilkan inovasi produk teh, dirinya melibatkan kelompok tani dari hulu hingga hilir. Dengan pola kerja seperti itu Ifah merasakan peningkatan produksi sehingga hasilnya bisa ekspor ke negara tetangga Singapura. Sedikitnya Ifah sudah mengirim 20.000 botol pada Desember tahun 2020.
Baca Juga: 3 Hari Jelang Lebaran, Kementan:Pasokan dan Harga Pangan Stabil
Meski pandemi Covid-19 masih menjadi penghalang sebagian besar pengusaha, Ifah terus berupaya berkarya dengan menjalankan program mall to mall dan meningkatkan penjualan melalui daring.
Saat ini Arafatea ada di ploting market seperti di beberapa mall di Indonesia, online shop shopee, tokopedia, ali baba, atau bisa diorder melalui media sosial khususnya Instagram, atau via Whatsapp Arafatea.
Sejalan dengan semangat Ifah tersebut, tahun 2021 Direktorat Jenderal Perkebunan juga terus berupaya meningkatkan produktivitas, produksi, nilai tambah dan ekspor serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Khususnya dalam mendukung program Gratieks (Gerakan 3 Kali Ekspor) diperlukan peningkatan ekspor secara kualitas dan kuantitas untuk komoditas strategis seperti kopi, kakao, kelapa, karet, kayu manis, lada dan pala.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, terus mendorong pengembangan komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi tersebut dan mendukung peningkatan daya saing pertanian termasuk sektor perkebunan di pasar global.
Menteri Pertanian saat rapat koordinasi nasional pembangunan perkebunan bulan Januari lalu, meminta agar semua dapat melaksanakan kebijakan dan program pembangunan perkebunan 2021 yang lebih maju, lebih mandiri dan lebih modern dibanding 2020 diantaranya yang disasar adalah melalui Gerakan 3 Kali Lipat Ekspor (Gratieks).
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi