Suara.com - Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Sugito mengatakan, prinsip pengembangan desa wisata berkelanjutan harus memberi nilai manfaat secara ekonomi kepada masyarakat.
Selain itu, masyarakat bisa terlibat secara aktif dalam aktivitas di desa wisata dan tetap menjaga nilai-nilai, norma, keseharian dan budaya yang berlaku dimasyarakat setempat.
Hal itu dikatakannya, saat menjadi narasumber dalam kuliah online Akademi Desa, di Kantor Kemendes PDTT, Jakarta, Kamis, (5/8/2021)
"Pengembangan desa wisata harus memiliki manfaat dalam meningkatkan hidup masyarakat maju dan budaya, serta tradisi dapat lestari, karena terciptanya lapangan kerja baru hingga peningkatan kualitas hidup masyarakat perdesaan," katanya.
Manfaat lainnya, lanjut Sugito, pengembangan desa sebagai desa wisata harus dapat menimbulkan dampak dalam perekononian bagi masyarakat perdesaan.
"Selain itu, dapat meningkatkan keberadaan industri kecil dan menengah, dalam hal ini manfaat pengembangan desa sebagai desa wisata adalah peningkatan industri kecil menengah yang memanfaatkan produk lokal sebagai bahan bakunya serta bermanfaat sebagai sarana promosi produk lokal," katanya.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), kata Sugito, berpeluang dalam peningkatan ekonomi desa, karena dapat meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat.
"BUMDes sebagai pengelola desa wisata bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa, mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat, mengembangkan rencama kerjasama usaha antar desa, menciptakan peluang jaringan pasar, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dam meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan pendapatan desa," katanya.
Di masa pandemi Covid -19, salah satu sektor yang terdampak adalah sektor pariwisata. Kebijakan dalam pengelolaan desa wisata di masa pandemi menjadi sebuah langkah dalam mengatasi permasalahan sektor pariwisata.
Baca Juga: Ini Strategi Mendes PDTT Percepat Pembangunan di Riau
Pengelolan desa wisata harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita punya harapan besar, mudah-mudahan pandemi ini segera berakhir dan pariwisata yang menjadi salah satu sektor unggulan, sebagai penopang kegiatan ekonomi, baik ekonomi negara maupun masyarakat bisa pulih kembali. Serta sebuah harapan dan doa, mudah-mudahan kita semua terhindar dari Covid-19," katanya.
Berita Terkait
-
Mendes PDTT Siap Bantu Sukseskan Ganti Rugi Korban Kerusuhan Maluku Tahun 1999
-
Mendes PDTT: Pendidikan Variabel Kunci Daya Saing Bangsa
-
Optimisme Potensi Desa Wisata di Kepri Bangkitkan Ekonomi Warga di Tengah Wabah
-
Intip Pesona Desa Tete Batu, Wakil RI di Lomba Best Tourism Village UNWTO 2021
-
Ini Strategi Mendes PDTT Percepat Pembangunan di Riau
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor