Suara.com - Pabrik pemasok Apple, Foxconn akhirnya kembali memproduksi perangkat keras di pabriknya yang berda di India selatan usai sempat berhenti akibat gelombrang protes buruh terkait buruknya kondisi mereka hingga jatuh sakit.
Mengutip dari Reuters, mereka mengklaim, kondisi buruh di pabrik itu sangat mengenaskan. Sejumlah buruh perempuan dilaporkan harus tinggal di mess tanpa toilet yang memadahi dan terkadang mendapatkan makanan yang sudah dipenuhi belatung.
Kamar-kamar yang mereka tinggali berukuran sempit namun dipaksakan untuk digunakan sekitar 30 orang pekerja.
"Mereka (para pekerja) yang tinggal di mess selalu sakit, entah alergi kulit, sakit dada hingga keracunan makanan," ungkap salah seorang mantan buruh di pabrik tersebut.
Enam koresponden yang diwawancara mengaku sangat ketakutan dan berharap identitas mereka dirahasiakan karena khawatir dengan keselamatan mereka dan keluarganya.
Salah seorang pejabat dari perusahaan terkait menjelaskan, pabrik dibuka kembali dengan satu shift dan 120 pekerja.
Pabrik yang berada di Chennai itu setidaknya mempekerjakan sekitar 17.000 orang buruh dan mulai ditutup ada 18 Desember setelah 250 pekerja jatuh sakit karena keracunan makanan hingga menimblkan protes.
Pihak Apple sempat menolak berkomentar pada hari Rabu, tetapi mengatakan pada hari Senin bahwa pabrik tersebut tetap dalam masa percobaan, dan akan terus memantau kondisi di asrama pekerja dan ruang makan, bersama dengan auditor independen.
Sementara, Foxconn memilih untuk tidak berkomentar apapun. Apple dan foxconn menemukan temuan ini dan memaksa perusahaan yang berbasis di Taiwan untuk merestrukturisasi tim manajemen lokalnya dan mengambil langkah segera untuk meningkatkan fasilitas.
Baca Juga: Geruduk DPR Tolak Omnibus Law Cipta Kerja, Ribuan Buruh Gelar Salat Jumat di Jalanan
Pabrik yang sebenarnya sudahmemulai produksi uji coba iPhone 13 itu ditujukan secara strategis penting dalam jangka panjang karena raksasa teknologi AS itu mencoba untuk mengurangi ketergantungannya pada rantai pasokan China di tengah ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Berita Terkait
-
Deportasi 4.482 Pekerja Migran Asal Sampang
-
Viral Cerita Wanita yang Jadi Pekerja Konstruksi, Tetap Bisa Bangun Rumah Meski Pakai Kuku Palsu
-
Cewek Menolak Diajak Sleep Call Gegara Kesehatan Baterai, Reaksi Pacarnya Jadi Sorotan
-
Speedboat Tenggelam di Perairan Bengkalis, 3 Orang Diduga TKI Ilegal Tewas
-
5 Cara Menghilangkan Watermark Video TikTok Tanpa Aplikasi di iPhone dan Android
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata
-
Leony, Warisan Bisa Dikecualikan dari Pajak Penghasilan Tapi BPHTB Mengintai
-
Luhut Temui Aliansi Ekonom Indonesia, Bahas 7 Tuntutan ke Pemerintah
-
Cadangan Migas Baru Ditemukan di Muara Enim
-
Bandara Supadio Mulai Layani Penerbangan Internasional
-
Kemendag Ultimatum Gold's Gym, Harus Ganti Rugi Anggota Usai Penutupan Gerai Mendadak
-
Menkeu Purbaya Resmi Guyur Dana Jumbo Rp 200 Triliun ke Perbankan
-
Pabrik Baja di Surabaya Tumbang Imbas Gempuran Produk Impor
-
Emas Antam Kembali Mahal, Harganya Rp 2.095.000 per Gram