Suara.com - PT Bungasari Flour Mills Indonesia (Bungasari) terus mengembangkan berbagai inisiatif dalam konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada perlindungan lingkungan.
Membuka lembaran tahun baru, Bungasari mulai membangun sistem pendingin ramah lingkungan yang juga bermanfaat untuk mengurangi konsumsi listrik industri melalui proyek pemanfaatan limbah gas buang atau waste heat recovery power generation, di salah satu pabriknya di Cilegon, Banten.
Proyek pemanfaatan limbah gas buang ini merupakan yang perdana bagi Bungasari, dan baru kali pertama diterapkan pada industri tepung terigu di Indonesia.
Para pemegang saham Bungasari yang berasal dari tiga negara, memiliki komitmen kuat untuk mencapai SDGs. Menyemai energi ramah lingkungan, merupakan kontribusi nyata yang terus digencarkan oleh produsen terigu terkemuka di Indonesia ini.
Komitmen ini sejalan dengan kemitraan global dalam mendorong percepatan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air.
Presiden Direktur Bungasari Budianto Wijaya menyatakan, sejak tahun lalu, Bungasari telah menerapkan budaya ramah lingkungan, demi menekan potensi bahaya pemanasan global serta menciptakan harmonisasi dalam struktural pembangunan berkelanjutan pada segi lingkungan.
"Bungasari memiliki tanggung jawab untuk terus mendorong terbentuknya industri ramah lingkungan di semua kantor dan pabriknya. Kami juga berkepentingan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan sosial yang bersentuhan dengan kegiatan usaha serta di lingkungan sekitar Bungasari," kata Budianto ditulis Kamis (3/2/2022).
Langkah awal Bungasari dalam memajukan ekonomi Indonesia yang berpijak pada perlindungan lingkungan, dimulai pada September 2021 melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap, di pabrik terbarunya di Medan, Sumatra Utara.
Pada Januari 2022, Bungasari menggandeng PT Benua Green Energy untuk pengerjaan proyek perdana pemanfaatan limbah gas buang guna mengurangi konsumsi listrik melalui peningkatan efisiensi energi. Instalasi serta perampungan proyek "Multi Energy Chiller" ini memakan waktu sekitar setengah tahun, pascapenandatangan kontrak kerja dengan Bungasari.
Baca Juga: 3 Alasan Seseorang Menarik Diri dari Lingkungan, Apa Kamu Mengalaminya?
"Ini merupakan wujud dari komitmen Bungasari terhadap perlindungan lingkungan. Berawal dari pembangunan PLTS atap di Medan, Sumatra Utara, pada tahun lalu. Kemudian pada akhir Januari 2022 dilanjutkan dengan proyek system pendingin ramah lingkungan dengan pemanfaatan limbah gas buang di Cilegon, Banten, dengan nilai investasi sebesar Rp14,12 miliar," ungkap Budianto.
Sementara, Chief Executive Officer PT Benua Green Energy, Ravi Desai, menyatakan bahwa prinsip kerja mesin chiller ini adalah menggunakan gas buang dari gas engine yang biasanya terbuang percuma, yang kemudian dimanfaatkan untuk membuat chiller dengan menggunakan sistem absorption chiller.
"Dengan sistem ini, Bungasari memanfaatkan energi dari gas buang engine menjadi chiller, yang dapat dijadikan pendingin ruangan, sekaligus menggantikan sistem pendingin ruangan yang sebelumnya menggunakan AC konvensional," jelasnya.
"Di sisi lain, sistem absorption chiller ini tidak menggunakan freon. Sehingga, selain berhemat, Bungasari juga menciptakan ruang kerja ramah lingkungan dengan meniadakan penggunaan freon untuk AC konvensional yang berpotensi merusak lapisan ozon. Ini merupakan langkah dan komitmen luar biasa terhadap keberlangsungan hidup manusia di masa mendatang," Ravi, menambahkan.
Selain itu, lanjut Ravi, dengan menyerap energi listrik exhaust gas flow rate (wet) yang dimanfaatkan sekitar 18.273 kg per jam dari pemanfaatan gas buang ini, Bungasari dapat melakukan pengurangan emisi CO2 (CO2 footprint) sekitar 570 ton per tahun, dibandingkan jika menggunakan AC konvensional dengan sumber listrik.
Nilai penghematan yang didapat Bungasari melalui pemanfaatan gas buang selama satu tahun diperkirakan mencapai Rp3,15 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen