Suara.com - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies atau Celios, Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut ada efek domino bagi perekonomian rakyat menengah ke bawah dari lesunya bisnis startup seperti e-commerce. Terutama bagi e-commerce yang memiliki banyak mitra UMKM.
Ia menjelaskan, jika bisnis e-commerce bermasalah, nasib penjualan produk UMKM juga akan terancam.
"Misalnya e-commerce punya mitra lebih dari 10 juta unit UMKM, kemudian bisnis aplikasi nya bermasalah karena kesulitan pendanaan. Nasib puluhan juta UMKM dan mitra driver atau kurir bisa terancam," kata Yudhistira saat dihubungi Suara.com, Senin (30/5/2022).
Maka dari itu, Ia meminta pemerintah jangan menganggap permasalah e-commerce sampai terjadinya PHK hal yang biasa. Menurut Bhima, perlu jadi perhatian khusus pemerintah terhadap bisnis e-commerce, agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja atau PHK massal kembali.
Ia melanjutkan, kondisi lesunya bisnis e-commerce tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi hampir seluruh dunia.
"Jadi pemerintah tidak bisa anggap enteng koreksi besar besaran startup ini. Kalau ada yang beranggapan, ah startup ini kan biasa lakukan efisiensi namanya juga bisnis, kali ini kondisinya beda karena koreksi tajam startup terjadi di hampir seluruh dunia termasuk Indonesia," ucap dia.
Meski begitu, tambah Bhima, penyerapan tenaga kerja dari e-commerce sebenarnya relatif kecil dibandingkan industri lainnya.
"Jumlah tenaga kerja di startup sebenarnya relatif kecil, sektor informasi komunikasi hanya serap 0.81% dari total tenaga kerja atau 1,1 juta orang," imbuh dia.
Sebelumnya, JD.ID Indonesia jadi perusahaan terbaru yang mengambil kebijakan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan setelah sebelumnya, LinkAja, Zenius, Fabelio, TaniHub hingga Uang Teman.
Baca Juga: Pemerintah Gelar Business Matching III untuk Tingkatkan Rantai Pasok Produk Alkes Dalam Negeri
Berkaitan dengan ini, Director General Management JD.ID, Jenie Simon mengaku, keputusan itu tidak lepas dari upaya perusahaan sebagai adaptasi terhadap dinamika pasar serta tren industri Indonesia.
"Upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain adalah dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha," kata Jenie melalui keterangan resmi, dikutip pada Jumat (27/5).
"Lebih lanjut, JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan," sambung dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Setelah 5 Kereta Sempat Berhenti Mendadak, Operasional LRT Jabodebek Kembali Normal
-
Selama Sepekan Harga Emas Antam Anjlok Rp 78.000 per Gram
-
IFG Life Pastikan Klaim Polis Nasabah Tak Dipungut Biaya
-
IHSG Ngebut di Pekan Ini Naik 4,50 Persen, Kapitalisasi pasar Tembus Rp 15.234 Triliun
-
LRT Jabodebek Gangguan Hingga Pengguna Jalan di Pinggir Rel, Apa Penyebabnya?
-
Harga Emas Antam Hari Turun! Saatnya Borong Lagi?
-
Tukin PNS ESDM Naik 100 Persen, Bahlil: Saya Tidak Segan Merumahkan Kalian
-
GMFI Cetak Laporan Mentereng, Rights Issue Jadi Momentum Bangkit?
-
4 Fakta Dim Sum Bonds (SUN Yuan) Indonesia Senilai Rp13,2 Triliun
-
2 Cara Cek dan Daftar DTKS Online untuk Mendapatkan Bansos Pemerintah