Suara.com - Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan Kamis, karena penguatan imbal hasil US Treasury dan dolar AS yang meredupkan daya tarik logam kuning menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, Jumat (10/6/2022) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD1.848,49 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup menyusut 0,17 persen menjadi USD1.848,80.
"ECB mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada pertemuan Juli dan terus menaikkan suku bunga. Perdagangan emas sedikit lebih rendah. Terasa seperti ada beberapa penghindaran risiko di pasar yang meluas ke emas juga, ditambah imbal hasil obligasi meningkat," kata Bob Haberkorn, analis RJO Futures.
ECB mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi pada 1 Juli dan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan itu. Suku Bunga akan naik lagi pada pertemuan September dan mungkin memilih langkah yang lebih besar, jika prospek inflasi tak kunjung membaik.
Imbal hasil Amerika naik, meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sementara dolar menguat, membuat logam kuning kurang menarik bagi pembeli luar negeri.
"Data inflasi besok (Jumat waktu setempat) menjadi perhatian utama, tetapi dengan beberapa kenaikan suku bunga The Fed berikutnya, relevansi langsung dari perilisan data tersebut relatif terbatas," papar TD Securities.
"Sebaliknya, pelaku pasar akan diasah pada informasi apa pun yang dapat menginformasikan proses pengambilan keputusan The Fed pasca-September." Tambahnya.
Data IHK yang dirilis Jumat dapat memberikan petunjuk apakah The Fed akan melanjutkan pengetatan agresifnya di paruh kedua tahun ini.
Harga perak di pasar spot melorot 1,2 persen menjadi USD21,76 per ounce, platinum anjlok 3,2 persen menjadi USD973,59, sementara paladium menyusut 1 persen menjadi USD1.924,02.
Baca Juga: Peristiwa Jambret yang Menyasar Anak Kecil di Cijantung, Bukan Kali Pertama Terjadi
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Fakta-Fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina