Suara.com - Aktivitas pertambangan di Indonesia ternyata tak hanya dikuasai perusahaan lokal. Perusahaan asing pun, terutama dari China menapaki persaingan industri tambang Tanah Air. Daftar perusahaan tambang China yang beroperasi di Indonesia adalah sebagai berikut.
1. China National Offshore Oil Corporation (CNOOC)
CNOOC awalnya hanya berfokus pada eksplorasi minyak dan gas di perairan lepas pantai China. Namun kini perusahaan berkembang menjadi bertaraf internasional dengan operasional di lebih dari 40 negara termasuk Indonesia.
Perusahaan ini telah diberikan kewenangan rencana pengembangan atau Plan of Development di wilayah kerja Madura Strait yang dioperasikan oleh Husky - CNOOC Madura Limited (HCML) dengan potensi cadangan Lapangan MBF sebesar 38,04 miliar standar kaki kubik (BSCF) untuk memenuhi kebutuhan gas Jawa Timur. Nilai investasinya sekitar Rp1,3 triliun.
2. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)
IMIP yang berlokasi di Sulawesi Tengah ini merupakan perusahaan patungan antara Tsangshan Steel Holding China dan PT Bintang Delapan Mineral untuk membangun smelter feronikel pertama melalui PT Sulawesi Mining Investment di Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun.
Pada 2021, IMIP berhasil menguasai 50% produksi hilir nikel setelah memiliki wilayah operasional 2.000 hektare dan sejumlah fasilitas penunjang antara lain pelabuhan dan pembangkit listrik dua gigawatt. Diperkirakan juga 5.000 lebih pekerja asal China bekerja di perusahaan ini.
3. PetroChina
PetroChina adalah perusahaan minyak dan gas yang memiliki blok operasional di wilayah Jabung, Provinsi Jambi. Perusahaan ini merupakan anak dari China National Petroleum Corporation (CNPC), perusahaan migas terbesar di Asia.
Baca Juga: Perusahaan China Umumkan Keberhasilan Ciptakan Teknologi Otonom Ungguli Tesla
Perusahaan ini berkantor pusat di kawasan Dongcheng Beijing. Operasionalnya di Indonesia membutuhkan dana investasi lebih dari Rp81 triliun hanya di Jambi.
4. Zhejiang Huayou Cobalt Co (ZHC)
ZHC bermitra dengan perusahaan pembuat kendaraan listrik EVE Energy dalam proyek nikel dan kobalt senilai USD2,08 miliar atau Rp30 triliun di Indonesia.
Perusahaan juga menganggarkan USD210 juta untuk membeli kepemilikan di produsen bahan baterai China Tianjin B&M Science and Technology Co (B&M) karena perusahaan melakukan investasi di seluruh rantai pasokan baterai yang dapat diisi ulang. Lokasi penambangan akan berada di Teluk Weda di Pulau Halmahera.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Omicron Berkecamuk di Tibet dan Xinjiang China
-
Mendaki Gunung Rinjani Lombok, Wisatawan Asal China Terpeleset Jatuh Hingga Tak Bisa Berjalan
-
Wisatawan Asal China Terpeleset Saat Mendaki Gunung Rinjani, Evakuasi Libatkan 10 Porter dan 2 Tenaga Medis
-
Kecelakaan Saat Mendaki Gunung Rinjani, Wisatawan Asal China Sakit di Lutut
-
Sudah Merilis Klarifikasi, Ding Zeren Masih Menjadi Bahan Olokan Netizen
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi