Suara.com - PT Marga Bara Jaya, perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur di Sumatera Selatan bekerja sama dengan institusi pendidikan di Desa Pagar Desa, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan mengaktifkan Saung Belajar bagi anak-anak yang berasal dari Suku Anak Dalam (SAD).
Upaya ini dilakukan PT MBJ untuk mendorong peningkatkan kemampuan membaca dan berhitung anak-anak SAD dan juga wujud sumbangsih perusahaan bagi masyarakat sekitar.
Perwakilan PT MBJ, Anton Wasito, mengatakan angka melek huruf yang masih sangat rendah di kalangan anak SAD di Sungai Badak menjadi keprihatinan bersama.
”Kami menyadari anak-anak SAD yang ada di sekitar wilayah kerja kami masih sangat minim terjangkau dunia pendidikan. Untuk itu kami berupaya untuk ikut turun tangan membantu dinas pendidikan setempat. Kami berinisiatif mendirikan Saung Belajar bagi anak-anak SAD dan juga mendatangkan tenaga bantuan guru yang berafiliasi dengan SD terdekat,” tutur dia.
Saung Belajar sudah berdiri sejak tahun 2021 lalu, namun baru aktif pada tahun 2022 ini. Jarak Saung Belajar dari pemukiman SAD Sungai Badak juga semakin dekat yaitu sejauh 500 m. Sebelumnya SAD harus menempuh sejauh 6 km dari pemukiman lama untuk menjangkau Saung Belajar.
Anton juga menjelaskan bahwa kemampuan mereka untuk membaca dan juga menghitung menjadi bekal penting untuk mereka dalam menempuh jenjang pendidikan.
“Dan juga penting bagi mereka untuk bisa memperbaiki taraf kehidupan dan juga dalam aktivitas keseharian mereka,” kata dia.
Kepala Sekolah SD Negeri Pagar Desa, Dodo Hadiri, S.Pd mengatakan bahwa saat ini kondisi pendidikan anak-anak SAD sangat memprihatinkan.
“Hampir 70 persen anak-anak SAD dalam kondisi buta huruf,” tegas dia.
Baca Juga: Kebakaran Habiskan 7 Ruangan di SD N Delegan 1, Dua Ijazah Siswa Hangus
Usia anak-anak yang buta huruf ini berada di rentang usia 7-12 tahun.
Dodo mengatakan saat ini di sekitar wilayah Sungai Badak terdapat sekitar 20 anak-anak SAD. Sebanyak 12 anak sudah mulai aktif mengikuti kegiatan belajar di Saung belajar.
“Dan minggu ini ada penambahan 2 murid dari awal 12 menjadi 14 murid,” kata dia.
Dan secara bertahap akan diupayakan penambahan murid kurang lebih 15 -20 murid dari daerah Sungai Renja.
Untuk aktivitas belajar mengajar di Saung Belajar dibantu oleh dua orang guru, Rika Wahyuni Hia dan Dea Dewi Aryani. Saat ini proses belajar mengajar di Saung Belajar sudah berjalan lebih dari satu bulan.
“Untuk awalnya kami fokus pada pembelajaran pengenalan huruf dan angka,” kata Rika.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!