Suara.com - Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) global diprediksi turun dari 3,1 persen pada 2022 jadi 2,2 persen pada 2023. Hal ini disampaikan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam laporan Prospek Ekonomi (EO) terbaru mereka.
Tahun ini pemulihan ekonomi pasca wabah COVID-19 berjalan cukup baik dengan tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan untuk tahun 2023 jauh di bawah perkiraan sebelum pecahnya konflik Rusia-Ukraina.
"Asia akan menjadi mesin utama pertumbuhan pada 2023 dan 2024, sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan akan mengalami pertumbuhan yang sangat rendah," tulis laporan tersebut.
Pasar negara berkembang utama di Asia diproyeksikan tumbuh hampir tiga perempat dari pertumbuhan PDB global pada tahun 2023, sementara ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan akan melambat.
"Tertahan oleh harga energi dan makanan yang tinggi, kepercayaan yang lemah, berlanjutnya kemacetan pasokan dan dampak awal dari kebijakan moneter yang lebih ketat, pertumbuhan tahunan di kawasan euro pada 2023 diproyeksikan menjadi 0,5 persen," kata organisasi tersebut.
Sementara, ekonomi Amerika Serikat diprediksi hanya tumbuh sebesar 0,5 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan 1,8 persen pada tahun 2022.
Pasar energi tetap berada di antara risiko penurunan yang signifikan.
"Eropa telah menempuh perjalanan panjang untuk mengisi kembali cadangan gas alamnya dan mengekang permintaan, tetapi musim dingin ini di Belahan Bumi Utara pasti akan menantang," sebut laporan itu, via Antara.
Gangguan pasokan gas di Eropa akan membuat benua tersebut mengalami perlambatan ekonomi dan inflasi lebih tinggi hingga 2024.
Baca Juga: Apresiasi ULN Indonesia Terus Turun, Pengamat Sebut Pemulihan Ekonomi Makin Positif
OECD meminta agar investasi dipercepat dalam adopsi dan pengembangan sumber-sumber energi bersih akan sangat penting untuk mendiversifikasi pasokan energi dan memastikan keamanan energi.
Berita Terkait
-
Daftar Negara Asia Pembuat Kejutan Terbesar di Piala Dunia, Ada Arab Saudi?
-
Alasan Google Bakal PHK Massal 10.000 Karyawan
-
Arab Saudi Bikin Lionel Messi Tertunduk Malu, Doa Harapan Rakyat Argentina Terjawab di Piala Dunia 2022
-
4 Usaha Kecil yang Menguntungkan saat Piala Dunia Berlangsung
-
Apresiasi ULN Indonesia Terus Turun, Pengamat Sebut Pemulihan Ekonomi Makin Positif
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya