Suara.com - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi pilar perekonomian Indonesia. Kontribusinya terhadap perekonomian nasional sangat besar. Sektor ini diketahui merupakan penyedia lapangan kerja terbesar dan pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal.
Data dari Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah pelaku UMKM lebih banyak daripada jumlah pelaku usaha di Indonesia. Jumlahnya mencapai 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah pelaku usaha.
Daya serap tenaga kerjanya pun sangat tinggi, yaitu sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Dan produk domestik brutonya mencapai 61,1%. Jumlah ini lebih banyak daripada yang disumbangkan oleh pelaku usaha besar (38,9%) yang jumlahnya hanya 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.
Sempat menurun karena hantaman pandemi Covid-19, UMKM kembali bergeliat setelah pemerintah memberikan dukungan melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada 2020 dan 2021 lalu. Dana sebesar Rp112,84 triliun telah dinikmati oleh lebih dari 30 juta UMKM pada tahun 2020. Dan pada 2021, pemerintah menganggarkan Rp121,90 triliun untuk mendukung UMKM.
Program PEN ini berhasil. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa per Agustus 2020 lalu terdapat penciptaan kesempatan kerja baru dengan penambahan 0,76 juta orang yang membuka usaha dan kenaikan 4,55 juta buruh informal. Jumlahnya terus mengalami kenaikan. Data dari KUKM menunjukkan bahwa jumlah UMKM mencapai 8,71 juta unit pada 2022 lalu.
Tentu saja bertambahnya jumlah UMKM adalah momentum positif dalam upaya pemulihan ekonomi nasional ini. Untuk menjaga momentum positif itu sekaligus meningkatkan daya tahan ekonomi nasional, pemerintah lalu mendorong upaya transformasi digital pada sektor UMKM.
Pemerintah memandang perlu melakukan transformasi digital karena ekonomi digital akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Data menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara di Asia Tenggara dengan ekonomi digital terkuat dan terbesar. Bahkan ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun 2021 menjadi USD146 miliar pada 2025.
Pada 2022 lalu, Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa jumlah UMKM yang telah memasuki ekosistem digital mencapai 20,76 juta unit. Meningkat 26,6% dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 16,4 juta UMKM. Data ini menunjukkan bahwa sudah ada 32,44% dari 64 juta unit UMKM yang telah memasuki ekosistem digital. Target Kementerian Koperasi dan UKM adalah jumlah UMKM yang memasuki ekosistem digital pada 2024 naik menjadi 30 juta unit.
Dalam usaha mendukung program pemerintah untuk melakukan transformasi digital pada sektor UMKM inilah, PT Yukk Kreasi Indonesia menghadirkan layanan YUKK Payment Gateway. PT Yukk Kreasi Indonesia ingin menggandeng para pelaku UMKM di seluruh tanah air untuk terjun ke dalam ekosistem digital. Dengan demikian, peluang untuk bersaing dalam pasar global menjadi lebih terbuka.
Baca Juga: Begini Cara ASABRI Kembangkan UMKM Binaan
Pasalnya layanan YUKK Payment Gateway mempermudah para pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis karena menyediakan berbagai saluran pembayaran yang bisa digunakan pelanggan kapan saja dan di mana saja, seperti transfer bank, virtual account, kartu kredit/debit, e-money, dompet digital, QRIS, dan pembayaran secara langsung di Alfamart, Indomaret, dan Pos Indonesia.
“Dengan menghadirkan layanan YUKK Payment Gateway, kami ingin ambil bagian dalam mendukung dan mengembangkan ekonomi digital di Indonesia. Kami ingin mempermudah para pengusaha atau pebisnis dalam menjalankan bisnis atau usaha, baik UMKM, maupun usaha skala besar. Dengan menyediakan infrastruktur digital yang mumpuni, kami mendorong para pelaku UMKM untuk bisa dengan mudah menembus pasar global,” jelas Stevanus Rahardja, Co-founder dan CEO PT Yukk Kreasi Indonesia.
Kemudahan yang dibawa YUKK Payment Gateway membuat jumlah merchant yang bergabung bertambah. Tidak hanya merchant yang berada di kawasan Jabodetabek, tetapi juga di beberapa kota di Jawa dan Bali seperti Surabaya dan Denpasar. Hingga awal tahun ini, jumlah merchant yang menjadi partner YUKK Payment Gateway mencapai hampir 30.000 merchant. Sebagian besar merchant itu merupakan UMKM.
“Mengapa kami menggandeng para pelaku UMKM? Karena UMKM adalah pilar perekonomian bangsa. Kontribusinya terhadap perekonomian negeri ini sangat besar. Data menunjukkan bahwa UMKM mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja dan menyumbangkan 60,4% dari total investasi yang ada,” kata Stevanus Rahardja.
Stevanus optimistis bahwa layanan YUKK Payment Gateway dapat ikut memperkuat program digitalisasi ekonomi seperti yang dicanangkan pemerintah. Jika makin banyak pelaku UMKM yang terjun ke dalam ekosistem digital, nilai ekonomi digital di Indonesia yang diprediksi mencapai lebih dari USD330 miliar pada 2030 dapat tercapai.
“Ada banyak faktor yang membuat banyak pelaku UMKM yang belum masuk dalam ekosistem digital. Bisa karena biaya, bisa karena tidak terlalu paham teknologi digital, dan bisa karena infrastruktur digital. Nah, kami hadir untuk menjawab tantangan ini karena kami punya infrastruktur yang mumpuni, biaya yang transparan dan murah, dan dasbor yang sangat mudah digunakan,” terangnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya
-
Purbaya Akui Pertumbuhan Ekonomi Q3 2025 Lambat, Tapi Warga Mulai Percaya Prabowo
-
Rupiah Membara Taklukan Dolar AS di Penutupan Hari Ini
-
Bahlil Sindir SPBU Swasta Soal BBM Etanol: Jangan Dikira Kita Tidak Paham
-
8.000 Warga Kurang Mampu di Berbagai Daerah Bakal Nikmati Sambungan Listrik Gratis
-
Utang Menggunung di Balik Kemegahan Kereta Cepat, Siapa yang Tanggung Jawab?
-
Lowongan Kerja Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP): Tersedia 16 Posisi
-
DBS Foundation dan Dicoding Cetak Talenta Digital Inklusif Lewat Program Coding Camp
-
Wamen Investasi Bujuk Menkeu Purbaya Relaksasi Pajak Sektor Pertambangan
-
Purbaya Temui LPDP usai Diminta Prabowo Uang Sitaan Korupsi Rp 13 Triliun buat Beasiswa