Suara.com - Keberhasilan PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) dalam pengembangan program Creating Shared Value (CSV) Keramba Jaring Apung (KJA) bagi nelayan Bontang, menarik perhatian sejumlah pihak untuk diadopsi sesuai tata kelola Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. Salah satunya PT Badak LNG yang berencana akan mengembangkan program serupa, diawali benchmark tim CSR Badak LNG ke KJA Pupuk Kaltim.
Spv Housing sekaligus PIC Kehati Badak LNG Reta Yudistiana, mengungkapkan pihaknya ingin belajar lebih dalam terkait tata kelola KJA yang selama ini dilaksanakan Pupuk Kaltim bagi nelayan Bontang, agar bisa turut diterapkan untuk optimalisasi sasaran CSR perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan.
Hal ini melihat pengembangan program KJA yang berdampak signifikan terhadap peningkatan kapasitas hingga perekonomian nelayan di Kota Bontang, sehingga mampu menciptakan masyarakat mandiri melalui kesinambungan upaya yang dilaksanakan.
"Melalui benchmark ini, kami ingin belajar banyak pengembangan program KJA Pupuk Kaltim dari berbagai aspek. Mulai dari infrastruktur, pengelolaan kelompok, pembibitan dan lainnya. Sehingga kedepan bisa turut diadopsi oleh Badak LNG," tutur Reta ditulis Senin (8/5/2023).
VP TJSL Pupuk Kaltim Sugeng Suedi, menyambut positif langkah PT Badak LNG untuk mengadopsi program KJA agar bisa diterapkan, untuk memberi manfaat yang lebih luas di masyarakat.
Dijelaskannya, program ini awalnya digagas sebagai bio indikator melalui sejumlah keramba untuk mengecek kualitas air laut sekitar kawasan Pupuk Kaltim, guna mengantisipasi dampak dari aktivitas produksi Perusahaan terhadap kondisi perairan.
Dalam perjalanannya, bibit kerapu dan lobster yang budidaya ternyata tumbuh baik serta berpotensi untuk dikembangkan, sehingga Pupuk Kaltim menggandeng nelayan sekitar untuk pengelolaan program.
"Hal ini awalnya untuk memberi nilai tambah bagi nelayan, melalui budidaya perikanan laut menggunakan keramba jaring apung. Dan dengan kesinambungan pembinaan, program KJA terus berkembang hingga mampu dikelola mandiri oleh nelayan binaan," papar Sugeng.
Selain menyiapkan infrastuktur, arah pembinaan Pupuk Kaltim juga menyasar peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui berbagai pelatihan bagi nelayan binaan, hingga pembentukan koperasi nelayan Bontang Ekonomi Pariwisata dan Maritim (Kopnel BEM) sebagai wadah usaha sekaligus memfasilitasi lebih banyak keanggotaan.
Baca Juga: Berkaca dari Freeport dan Blok Mahakam, Jokowi Diminta Segera Nasionalisasi LNG Tangguh
Pembinaan tak hanya berupa pendampingan budidaya perikanan, tapi juga penguatan kelembagaan dan kapasitas kelompok, sertifikasi nelayan hingga manajemen pemasaran yang sebelumnya menjadi kendala utama sektor budidaya di Kota Bontang.
Seiring waktu, program CSV KJA terus berkembang hingga direplikasi ke sejumlah kawasan perairan lainnya di Kota Bontang. Begitu pula dengan jumlah anggota Kopnel BEM, dari awalnya hanya mengakomodasi nelayan di sekitar Tanjung Limau, terus tumbuh dengan puluhan anggota dari kawasan lain seperti Bontang Kuala dan Pulau Gusung.
"Sementara dari sisi produktivitas, selain mendirikan usaha rumah makan, Kopnel BEM juga memenuhi permintaan konsumen untuk kebutuhan ekspor berbagai jenis kerapu dan lobster. Penjualan berskala besar dengan total 1-2 ton tiap kali panen mampu dipenuhi sesuai permintaan konsumen," tambah Sugeng.
Mengingat perannya sebagai bio indikator, keberadaan KJA terus menjadi perhatian Pupuk Kaltim dengan berbagai pengembangan setiap tahun. Peningkatan sarana prasarana juga dilakukan secara bertahap, guna mendorong optimalisasi usaha budidaya dan pemberdayaan nelayan.
Hal ini pun wujud implementasi prinsip Environment, Social dan Governance (ESG) Pupuk Kaltim, melalui pengelolaan aspek lingkungan dan kawasan pesisir sebagai salah satu sasaran TJSL perusahaan dalam mendorong kemandirian masyarakat.
"Realisasi program dilaksanakan secara terukur, sehingga mampu mencapai goals yang jelas dalam pengelolaan lingkungan dan kawasan tanpa meninggalkan aspek pemberdayaan untuk kesejahteraan masyarakat," lanjut Sugeng.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Rupiah Membara Taklukan Dolar AS di Penutupan Hari Ini
-
Bahlil Sindir SPBU Swasta Soal BBM Etanol: Jangan Dikira Kita Tidak Paham
-
8.000 Warga Kurang Mampu di Berbagai Daerah Bakal Nikmati Sambungan Listrik Gratis
-
Utang Menggunung di Balik Kemegahan Kereta Cepat, Siapa yang Tanggung Jawab?
-
Lowongan Kerja Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP): Tersedia 16 Posisi
-
DBS Foundation dan Dicoding Cetak Talenta Digital Inklusif Lewat Program Coding Camp
-
Wamen Investasi Bujuk Menkeu Purbaya Relaksasi Pajak Sektor Pertambangan
-
Purbaya Temui LPDP usai Diminta Prabowo Uang Sitaan Korupsi Rp 13 Triliun buat Beasiswa
-
Bahlil Jamin Stok Minyak Goreng Aman Setelah Program B50 Jalan
-
Pemerintah Rayu Toyota Bangun Pabrik Etanol