Suara.com - Memperingati kemerdekaan 17 Agustus 2023 salah satu refleksi yang kerap dilakukan pemerintah adalah terkait dengan kemajuan ekonomi. Jika saat ini perputaran ekonomi identik dengan banyaknya uang, lantas bagaimana dengan negara kita di era kerajaan Majapahit? Pasalnya, dalam catatan sejarah, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Indonesia sebelum masa modern seperti hari ini.
Salah satu tokoh yang paling terkenal di era Majapahit adalah Patih Gajah Mada. Dia mengungkapkan Sumpah Palapa yang bertujuan untuk mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit. Patih Gajah Mada pun dikenal sebagai orang yang setia sehingga berhasil membawa Majapahit berjaya.
Uang Kuno Majapahit
Sekitar tahun 2021 lalu, ribuan uang koin kuno ditemukan di Dusun Wonosari, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tim Arkeologi dan Cagar Budaya Dewan Kesenian Blambangan Ilham Triadinagoro, mengatakan ada satu koin baru yang diidentifikasi sebagai kojn varian baru bernama Shau Shang Yuan Bao.
Berdasar referensi dari British Museum, koin tersebut dipergunakan pada abad 1094-1101 Masehi. Penemuan ini tentu menjadi kado indah bagi museum sebab menambah daftar koleksi uang koin mereka.
"Sehingga kini koleksi uang kuno yang berhasil teridentifikasi di Kabupaten Banyuwangi dari sebelumnya 20 jenis kini menjadi 21 jenis uang koin kuno," katanya, seperti dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media Suara.com.
Artinya, kata Ilham, dari penemuan itu sekarang ada dua jenis lain yang sudah teridentifikasi. Namun jenis itu sudah marak ditemukan di Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini. "Ada jenis Da Guan Tong Bao 960 - 1279 Masehi Dinasti Sung. Kedua Kau Yuan Tong Bao abad 14-16 Masehi Dinasti Ming," ujarnya.
Ilham menyebutkan jika uang kepeng ini sudah digunakan pada zaman Majapahit. Sebelumnya Majapahit awal masih menggunakan sistem barter menggunakan perunggu.
"Kemudian ketika Majapahit pada masa puncaknya para saudagar dari China ini masuk dan mengenalkan kepeng. Kepeng ini menjadi alat pembayaran yang sah. Sejak saat itulah uang kepeng ini digunakan di wilayah Majapahit termasuk Banyuwangi," ujarnya.
Baca Juga: Aksi Teaterikal Peristiwa Perobekan Bendera Belanda di Surabaya
Namun, kata Ilham, eksistensi uang kepeng dari China ini kemudian tergeser. Sejak kolonial masuk ke Indonesia alat tukar kemudian berganti menggunakan gulden. "Jadi Gulden itu bisa dari perak tembaga kemudian dari kertas," imbuhnya.
Sebanyak 36 kilogram koin kuno atau yang kerap disebut uang Kepeng itu ditemukan saat sedang mencangkul tanah di sebuah rumah makan di Dusun Wonosari, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Kisah Monumen Bersejarah Watu Tugu di Kota Semarang, Penanda Batas Kerajaan Besar Padjajaran dan Majapahit
-
Situs Kuno Diduga Permukiman Era Majapahit Ditemukan Dekat Sungai Brantas
-
Mengapa Situs Watesumpak Dulu Diyakini Jadi Pemukiman Kaum Bangsawan Zaman Majapahit?
-
Kawasan Situs Watesumpak Dulunya Diduga Pemukiman Kaum Bangsawan Zaman Kerajaan Majapahit
-
BPCB Jatim Ekskavasi Situs Watesumpak yang Disebut Pernah Menjadi Pemukiman Elite di Zaman Majapahit
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Program MBG: Bukan Pemicu Inflasi, Justru Jadi Mesin Ekonomi Rakyat
-
Pertamina Bawa Pulang Minyak Mentah Hasil Ngebor di Aljazair
-
OJK Beberkan Update Kasus Gagal Bayar P2P Akseleran
-
Relokasi Rampung, PLTG Tanjung Selor Berkapasitas 20 Mw Mulai Beroperasi
-
Pusing! Pedagang Lapor Harga Pangan Melonjak di Nataru, Cabai Rawit Tembus Rp 80.000/Kg
-
Support Pembiayaan, BSI Dukung Program Makan Bergizi Gratis
-
Apresiasi Ferry Irwandi, IKAPPI Usul Skema Distribusi Masif untuk Tekan Harga Pangan
-
Awas! Ada 4 Bakteri Berbahaya di Bawang Bombai Ilegal
-
Danantara Guyur Pinjaman Rp 2 Triliun ke BTN, Buat Apa?
-
Maknai Natal 2025, BRI Peduli Wujudkan Kepedulian Melalui Penyaluran Puluhan Ribu Paket Sembako