Suara.com - BI Checking menjadi salah satu cara untuk melihat apakah calon pegawai layak untuk bekerja di sebuah perusahaan atau tidak. Tidak hanya itu saja alasan mengapa daftar kerja perlu BI Checking. Alasan lainnya akan terungkap di artikel ini.
Alasan mengapa daftar kerja perlu BI Checking adalah karena dengan BI Checking, perusahaan dapat melihat tanggung jawab dari setiap pegawai. Jika dia pernah mengajukan kredit, akan tampak riwayat pembayaran kredit.
Selain itu, perusahaan membatasi orang-orang yang bekerja dengan memiliki banyak masalah keuangan. Terutama perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, dikhawatirkan seseorang yang mengalami banyak masalah keuangan seperti terlilit utang akan melakukan korupsi.
Setiap perusahaan tidak melarang siapapun untuk memiliki hutang, tetapi rasa tanggung jawab di sini lebih ditekankan, mereka dapat melunasi utang dengan baik atau sering terlambat. Keterlambatan menandakan banyak hal, seperti calon pegawai memang kurang bertanggung jawab atau ada masalah-masalah keuangan lain yang menghalanginya untuk membayar cicilan tepat waktu.
Alasan penting mengapa daftar kerja perlu BI Checking adalah agar perusahaan dapat melihat nilai integritas dan tanggung jawab seseorang. Jika calon pegawai menunjukkan tidak terlibat dalam masalah utang piutang atau skor BI Checking bagus yang menunjukkan dapat membayar tepat waktu pinjamannya.
Itu berarti integritas dan tanggung jawab calon pegawai tersebut bagus. Ini bisa menjadi sebuah pertimbangan positif sebuah perusahaan untuk menerima seseorang bekerja bersama mereka.
Skor BI Checking
Untuk diketahui, skor BI Checking yang dianggap paling aman adalah yang dapat menunjukkan kolektibilitas 1. Sedangkan skor BI Checking terdiri dari kolektibilitas 1 sampai 5. Berikut keterangannya.
- Kolektibilitas 1, artinya kredit lancar
Seseorang memiliki perkembangan kredit yang baik, tidak ada tunggakan dan dibayarkan sesuai dengan persyaratan kredit dan jumlah yang tepat. - Kolektibilitas 2, artinya dalam perhatian khusus
Seseorang pernah mengalami ketertundaan bayar cicilan pinjaman kreditnya dalam kurun waktu 1-90 hari, tetapi setelah itu berjalan lancar. - Kolektibilitas 3, artinya kurang lancar
Seseorang mengalami kesulitan melakukan pembayaran cicilan sampai mengalami keterlambatan antara 91-120 hari. - Kolektibilitas 4, artinya Diragukan
Seseorang mengalami keterlambatan pembayaran pokok dan juga bunga hingga 121-180 hari. - Kolektibilitas 5, artinya macet
Seseorang tidak membayar kembali bunga dan nilai pokok pinjamannya dalam waktu sudah lebih 180 hari, praktisnya dapat disebut tidak dapat membayar pinjaman.
Demikian itu penjelasan mengapa daftar kerja perlu BI Checking. Semoga dapat dipahami.
Baca Juga: Cara Cek BI Checking atau SLIK OJK, Ketahui Jejak Kredit Secara Online
Kontributor : Mutaya Saroh
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Pengusaha Ungkap Plus Minus Larangan Impor Baju Bekas Menkeu Purbaya
-
Telkomsat - Kemenkes Kerja Sama Mendorong Pemerataan dan Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis AI
-
Pegadaian Kembali Hadirkan Program Gadai Bebas Bunga
-
Menkeu Purbaya Tegas Sikat Impor Ilegal di Pelabuhan: Saya Nggak Akan ke Pasar
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM