Suara.com - Pabrik Katalis Merah Putih karya anak bangsa, yang terletak di Kawasan Industri Kujang Cikampek, Jawa Barat, menjadi salah satu proyek yang diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Produksi perdana pabrik ini dilakukan bertepatan dengan acara Sewindu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jakarta.
Jokowi mengapresiasi kepada Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) dan seluruh stakeholder terkait yang telah berhasil menyelesaikan banyak proyek strategis nasional selama delapan tahun terakhir.
“Proyek Strategis Nasional ini tujuannya memberikan manfaat untuk masyarakat. Dalam delapan tahun terakhir PSN yang besar-besar telah diselesaikan 161 PSN dan menyerap tenaga kerja 11 juta orang, dan yang paling penting ini mendongkrak daya saing kita, competitiveness kita menjadi naik,” demikian ungkap Jokowi ditulis Kamis (14/9/2023).
Pabrik katalis pertama karya anak bangsa ini merupakan salah satu komitmen Pupuk Indonesia dalam program hilirisasi produk sekaligus mendukung kemajuan industri kimia nasional dalam mengurangi ketergantungan akan katalis impor.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa, program hilirisasi ini sejalan dengan arahan Presiden RI, guna memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
"Pupuk Indonesia akan terus berinovasi mengembangkan chemical business, karena masih banyak bahan baku kimia yang masih harus impor, termasuk produk katalis ini. Padahal Pupuk Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksinya," kata Rahmad.
Pabrik Katalis Merah Putih ini dibangun atas sinergi perusahaan BUMN, perguruan tinggi, dan pemerintah. Pabrik ini dioperasikan oleh PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI), yang merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina Lubricants (38%), PT Pupuk Kujang (37%), dan PT Rekacipta Inovasi Institut Teknologi Bandung atau ITB (25%).
Pabrik Katalis Merah Putih ini berdiri di atas lahan seluas 2 hektar di Kawasan Industri Kujang Cikampek.
“Untuk tahap awal, katalis ini akan digunakan untuk sektor energi, offtaker-nya Pertamina. Namun untuk tahap selanjutnya kita akan masuk ke sektor petrokimia yang merupakan bagian dari industri pupuk,” kata Rahmad.
Baca Juga: Raffi Ahmad Ketar-ketir Makan Bareng Presiden Jokowi: Siapa yang Bayarin?
Rahmad menjelaskan, Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Pupuk Kujang, berperan sebagai salah satu investor khususnya dalam kegiatan penyediaan lahan dan lain-lain.
Pabrik katalis ini akan menjadi industri yang ramah lingkungan, mendukung pengembangan green fuel, serta pengembangan energi baru dan terbarukan.
Ia juga menegaskan bahwa proyek ini sejalan dengan semangat transisi energi yang diangkat oleh negara-negara di dunia. Proyek katalis ini sendiri merupakan bagian dari roadmap dekarbonisasi perusahaan untuk pengembangan green energy.
Pabrik Katalis Merah Putih ini didesain memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun. Proses pembangunannya telah berlangsung selama 13 bulan dengan total investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 286 miliar.
Katalis sendiri berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia dengan beragam bentuk dan ukuran. Contohnya, penggunaan katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa memerlukan suhu yang tinggi. Dengan demikian, katalis dapat menghemat energi dan mengurangi biaya produksi.
“Selain itu, katalis juga bisa dimanfaatkan untuk mempercepat reaksi kimia dalam produksi Amonia dan Asam Sulfat, dimana keduanya merupakan bahan baku produksi pupuk,” tutup Rahmad.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
LPDB Koperasi Akselerasi Penyelesaian Dana Bergulir di Provinsi Bali
-
Dongkrak Produksi Minyak di Papua, SKK Migas dan Petrogas Mulai Injeksi Kimia di Lapangan Walio
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Barcelona dan BRI Kolaborasi, Bayar Cicilan di BRImo Bisa Ketemu Lamine Yamal
-
IHSG Menutup 2025 di Level Tertinggi, OJK Buka Rahasia Pasar Modal RI yang Solid
-
Catatan Akhir Tahun, Aktivitas Industri Manufaktur RI Melambat
-
Cicilan HP ShopeePayLater vs Kredivo, Mana yang Lebih Murah
-
Pemerintah Tegaskan Impor Daging Sapi untuk Industri Bukan Kosumsi Masyarakat
-
Catatan Akhir Tahun: Waspada Efek 'Involusi' China dan Banjir Barang Murah di Pasar ASEAN
-
Pencabutan Insentif Mobil Listrik Perlu Kajian Matang di Tengah Gejolak Harga Minyak