Suara.com - Bio Farma kembali menorehkan prestasi, dengan meraih penghargaan kategori Platinum pada ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASSRAT) 2023 dari National Center for Corporate Reporting (NCCR) yang digelar pada 6 November 2023 di Jakarta.
Sebelumnya Bio Farma juga meraih Platinum pada ASRRAT 2022, dan Gold selama empat tahun berturut-turut (2018 – 2021).
Penghargaan diserahkan oleh Ketua NCCR, Ali Darwin dan diterima oleh Head of Corporate Communications Bio Farma Iwan Setiawan.
Menteri Riset dan Teknologi Indonesia sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019 - 2024, Bambang Brodjonegoro dalam sambutan yang disampaikan secara daring menyampaikan bahwa percepatan aksi iklim melalui upaya-upaya keberlanjutan sangat penting dilakukan oleh entitas bisnis, dan perusahaan.
“Planet kita telah mengalami peningkatan suhu rata-rata yang mengkhawatirkan sebesar 1,1 derajat celcius, yang merupakan akibat langsung dari emisi gas buang yang pernah kita lakukan. Tujuan ke depan sangat jelas. Kita harus mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dan berupaya mencapai emisi nol pada tahun 2050 untuk memitigasi peningkatan suhu lebih lanjut," tutur Bambang dalam keterangannya, ditulis Kamis (9/11/2023).
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya secara terpisah menyampaikan bahwa apresiasi peringkat platinum yang diterima untuk kedua kalinya ini merupakan bukti komitmen Bio Farma dalam menjalankan usaha yang memenuhi prinsip-prinsip berkelanjutan sebagai acuannya.
“Bio Farma berkomitmen tinggi dalam mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam aktivitas operasi Perusahaan. Komitmen ini diterapkan oleh seluruh lapisan karyawan dan juga segenap jajaran Direksi dan Komisaris Bio Farma dalam bersama-sama membangun budaya usaha yang berkelanjutan. Nilai keberlanjutan Bio Farma tercermin dalam filosofinya Dedicated to Improving Quality of Life, yang sejalan dengan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB),” ungkap Shadiq.
ASRRAT 2023 juga telah diikuti oleh beberapa negara tambahan, tidak hanya dari Indonesia, melainkan juga Bangladesh, Filipina, dan Australia. Proses penilaian ASRRAT 2023 melibatkan panel yang berisi lima orang juri dan tim assessor yang terdiri atas 18 penilai bersertifikat CSRS (Certified Sustainability Reporting Specialist) dari seluruh Indonesia.
NCCR menetapkan empat peringkat laporan keberlanjutan, yaitu Platinum (tertinggi), Emas, Perak, dan Perunggu (terendah).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Update Harga Sembako: Cabai dan Bawang Merah Putih Turun, Daging Sapi Naik
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
Harga Emas Antam Melonjak Drastis dalam Sepekan
-
Hari Minggu Diwarnai Pelemahan Harga Emas di Pegadaian, Cek Selengkapnya
-
Orang Kaya Ingin Parkir Supercar di Ruang Tamu, Tapi Kelas Menengah Mati-matian Bayar Cicilan Rumah
-
Mampukah Dana Siap Pakai dalam APBN ala Prabowo Bisa Pulihkan Sumatera?
-
Anak Purbaya Betul? Toba Pulp Lestari Tutup Operasional Total, Dituding Dalang Bencana Sumatera
-
Percepat Pembangunan Infrastruktur di Sumbar, BRI Dukung Pembiayaan Sindikasi Rp2,2 Triliun
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
Usulan Kiai ke Prabowo: Bersihkan Jutaan Kayu Gelondongan Bencana Tanpa Bebani APBN!