Suara.com - PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali menjadikan tanaman mangrove sebagai motor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah pembangkit.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen PLN IP yang tak hanya menjaga keandalan pasokan listrik namun juga turut serta dalam pembangunan berkelanjutan atau atau Sustainable Development Goals (SDG's) yaitu dengan turut berkontribusi pada upaya pelestarian lingkungan serta mendorong kesejahteraan sosial masyarakat di sekitar wilayah pembangkit.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN IP sebagai subholding PT PLN (Persero) yang mengoperasikan berbagai jenis teknologi pembangkit listrik dengan total kapasitas 21 Giga Watt (GW) juga memiliki konsentrasi dalam memberdayakan masyarakat di wilayah pembangkit melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
"PLN Indonesia Power berkomitmen memberdayakan masyarakat, dengan memberikan pendampingan secara berkelanjutan yang kami sesuaikan berdasarkan potensi yang dapat dikembangkan di masing-masing wilayah," kata Edwin ditulis Selasa (21/5/2024).
Edwin pun mengungkapkan bahwa PLN Indonesia Power terus mendorong unit-unitnya untuk melaksanakan program lingkungan dan sosial, sehingga kegiatan bisnis yang dilakukan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan listrik tetapi juga dapat menciptakan dampak ganda bagi lingkungan serta kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PLN Indonesia Power pun telah berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat, salah satunya Kelompok Usaha Bersama (KUB) Segara Guna Batu Lumbang, di Bali.
Ketua KUB Segara Guna Batu Lumbang I Wayan Kona Antara mengungkapkan, kelompoknya digandeng PLN Indonesia Power UBP Bali dalam mengembangkan tanaman mangrove di pesisir Denpasar, berawal dengan tujuan menjaga ekosistem upaya tersebut ternyata telah membuahkan beragam manfaat untuk masyarakat.
Dengan rimbunnya tanaman mangrove Kona mengungkapkan adanya peningkatan populasi kepiting bakau di wilayah tersebut, sehingga hasil tangkapannya pun meningkat. Kondisi ini pun turut memberikan dampak positif dengan bertambahnya penghasilan yang berujung pada membaiknya kesejahteraan para nelayan.
"Sekarang karena mangrove kita bagus lebat maka komoditi tangkapan nelayan yang utama yaitu kepiting bakau, itu perhari pendapatan anggota kami dari menangkap kepiting itu rata-rata 300 ribu rupiah," katanya.
Kelompok nelayan tersebut pun memanfaatkan rimbunnya tanaman mangrove sebagai ekowisata, dari usaha yang dilakukan ini juga menciptakan lapangan kerja baru dan memperbaiki taraf hidup.
"Sebelum PLN Indonesia Power mendampingi kami, kami hanya cukup bisa makan dan kebutuhan sosial agama yang ada di lingkungan kami, sekarang setelah didampingi, kami bisa menabung dan menyekolahkan anak kami ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan dari anak-anak nelayan banyak yang sudah sarjana," paparnya.
Dosen Universitas Diponegoro Prof. Sudharto P.Hadi, MES, Ph.D pun memandang kegiatan yang dilakukan oleh PLN Indonesia Power di lingkungan PLN IP UBP Bali merupakan suatu inovasi yang memberikan manfaat yang cukup beragam.
"Jadi apa yang dilakukan oleh UBP Bali ini merupakan suatu bentuk inovasi yang memberikan kontribusi bukan hanya aspek lingkungan," ujarnya.
Prof. Sudharto menambahkan, manfaat lingkungan terlihat dari lebatnya tanaman mangrove di kawasan tersebut. Dimana, mangrove memiliki fungsi beragam bagi lingkungan, mulai dari penangkal gelombang, pencegah abrasi, hingga menahan naiknya permukaan air laut. Sementara itu, dari sisi ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan serta menjadi mata pencaharian baru untuk masyarakat di kawasan UBP Bali.
"Dari sisi ekonomi meningkatkan penghasilan, menciptakan mata pencaharian baru, kemudian ketika mata pencaharian mereka baik maka otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan yang lainnya," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Ramalan Menkeu Purbaya Jitu, Ekonomi Kuartal III 2025 Melambat Hanya 5,04 Persen
-
OJK: Generasi Muda Bisa Bantu Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Rupiah Terus Amblas Lawan Dolar Amerika
-
IHSG Masih Anjlok di Awal Sesi Rabu, Diproyeksi Bergerak Turun
-
Sowan ke Menkeu Purbaya, Asosiasi Garmen dan Tekstil Curhat Importir Ilegal hingga Thrifting
-
Emas Antam Merosot Tajam Rp 26.000, Harganya Jadi Rp 2.260.000 per Gram
-
BI Pastikan Harga Bahan Pokok Tetap Terjaga di Akhir Tahun
-
Hana Bank Ramal Dinamika Ekonomi Dunia Masih Panas di 2026
-
Trend Asia Kritisi Proyek Waste to Energy: Ingatkan Potensi Dampak Lingkungan!
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?