Suara.com - Perusahaan energi global menghadapi tuntutan yang semakin besar untuk memperbaiki kinerja Environmental, Social, and Governance (ESG). Meskipun istilah ESG sering disamakan dengan Sustainability atau Keberlanjutan, keduanya memiliki perbedaan signifikan.
ESG digunakan untuk mengukur kinerja dan dampak perusahaan terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola serta menjadi acuan penting dalam sektor jasa keuangan dan lembaga pemeringkat ESG dalam menentukan peringkat perusahaan yang memandu keputusan investasi.
Sementara itu, Keberlanjutan mencakup kapasitas untuk mempertahankan keberlangsungan dalam interaksi lingkungan, sosial dan ekonomi. Dengan demikian Keberlanjutan memiliki cakupan yang lebih luas meskipun di antara keduanya beririsan.
Dalam lanskap tersebut, berbagai entitas terus berupaya untuk menyeimbangkan kebutuhan energi dengan tanggung jawab lingkungan, sosial, dan tata kelola. Peningkatan peringkat ESG menjadi salah satu tolok ukur penting bagi industri energi dalam menunjukkan komitmen mereka terhadap masa depan yang berkelanjutan.
Menghadapi tuntutan tersebut, MedcoEnergi, salah satu pemain utama di industri minyak dan gas Indonesia, telah menunjukkan langkah signifikan dalam meningkatkan peringkat ESG-nya.
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Sustainalytics, lembaga riset global dan pemeringkat ESG independen terkemuka, pada November 2023, perusahaan berhasil menurunkan skor risiko ESG dari 36,7 (kategori risiko tinggi) di 2022 menjadi 29,6 (risiko menengah). Penurunan risiko ini mencerminkan perbaikan dalam pengelolaan risiko yang terkait ESG.
Sustainalytics juga menempatkan MedcoEnergi di peringkat ke-23 dari 307 perusahaan dalam kategori Oil & Gas Producers. Hal ini menempatkan MedcoEnergi dalam kelompok risiko yang sama dengan perusahaan migas global lainnya seperti Total Energies, Eni, Repsol dan Pertamina.
Selain itu, MedcoEnergi juga mempertahankan skor MSCI di A dan skor perubahan iklim CDP di B untuk 2023, menunjukkan manajemen yang baik atas pengelolaan risiko dan peluang ESG yang relevan secara finansial serta pengungkapan terhadap kinerja lingkungan terkait perubahan iklim.
Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro menyatakan bahwa peningkatan peringkat ESG mencerminkan dedikasi perusahaan terhadap keberlanjutan dan komitmen untuk menjalankan praktik bisnis yang etis, mengelola dampak lingkungan dan sosial, serta memberdayakan masyarakat di sekitar wilayah operasi.
”Kami akan terus mengintegrasikan aspek ESG ke dalam strategi bisnis untuk mendorong transformasi berkelanjutan,” ujarnya ditulis Rabu (16/10/2024).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, MedcoEnergi telah menetapkan Kebijakan Keberlanjutan yang terdiri dari tiga pilar utama: Kepemimpinan Dari dan Oleh Pekerja, Pengembangan Lingkungan dan Sosial, serta Pemberdayaan Masyarakat Lokal.
Upaya konkret dalam menghadapi perubahan iklim termasuk pembentukan Kelompok Kerja Perubahan Iklim dan Transisi Energi, yang bertanggung jawab mengelola inisiatif pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan transisi menuju energi rendah karbon.
Pada 2023, MedcoEnergi berhasil menurunkan emisi GRK Cakupan 1 dan 2 sebesar 22% dari tahun dasar 2019, melebihi target awal pengurangan sebesar 20% pada 2025. Emisi metana juga dikurangi sebesar 40%, jauh melampaui target 25% untuk 2025. Pencapaian ini didorong oleh elektrifikasi rendah karbon dan peningkatan operasional, termasuk efisiensi energi serta pemasangan panel surya di area operasi.
Selain itu, perusahaan terus memperkuat komitmennya di bidang sosial dan tata kelola, termasuk menerapkan Social Management System untuk memitigasi risiko sosial dan mempertahankan izin sosial untuk beroperasi.
Pada 2023, MedcoEnergi memperluas cakupan akreditasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001:2016 ke Aset Corridor, sedangkan pada awal 2024, MedcoEnergi menetapkan kebijakan Hak Asasi Manusia yang berdiri sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!