Suara.com - Nilai tukar rupiah masih loyo melawan dolar AS pada penutupan perdagangan Senin. Hal ini setelah kondisi manufaktur atau Purchasing Manager's Index (PMI) masih kontraksi.
Seperti dilansir Antara, Pada akhir perdagangan Senin, rupiah lebih rendah 21 poin atau 0,13 persen menjadi Rp15.753 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.732 per dolar AS.
"Pasar merespons negatif terhadap rilis data Purchasing Managers Indeks Manufaktur Indonesia pada Oktober 2024 masih berada di level kontraksi 49,2 sama seperti bulan sebelumnya," ujar pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi yang dikutip Senin (4/11/2024).
Ibrahim menuturkan, PMI manufaktur tersebut telah menunjukkan kontraksi sejak Juli 2024, dimulai dari level 49,3, dan menurun lebih jauh ke 48,9 pada Agustus.
Dengan demikian, sektor manufaktur nasional telah mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Sebelumnya, pada Juni, PMI masih berada di level ekpansif di atas 50, yakni 50,7.
Laporan S&P Global menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dalam operasional selama Oktober 2024, dan terus mengalami penurunan pada sisi produksi, permintaan baru, dan ketenagakerjaan sejak September.
Penurunan itu disebabkan oleh rendahnya aktivitas pasar, yang dalam beberapa kasus dipengaruhi oleh ketidakpastian geopolitik, membuat klien bersikap waspada dan menahan aktivitas. Ketidakpastian geopolitik menyebabkan penurunan permintaan ekspor baru selama delapan bulan berturut-turut, baik di pasar domestik maupun internasional.
Sementara di sisi eksternal, investor bersiap menghadapi kemungkinan perubahan arah pekan ini bagi ekonomi global saat Amerika Serikat (AS) memilih pemimpin baru, dan kemungkinan akan memangkas suku bunga lagi dengan implikasi besar terhadap imbal hasil obligasi.
Jajak pendapat terbaru menunjukkan para calon Presiden AS, Donald Trump dan Kamala Harris, bersaing ketat dalam pemilihan mendatang, dengan pemungutan suara ditetapkan pada Selasa ini.
Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat Bikin Rupiah Tergelincir Terhadap Dolar AS Pagi Ini
Selain itu, pasar mengambil beberapa isyarat positif dari pembacaan penggajian nonpertanian AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat, yang semakin memperkuat taruhan bahwa pasar tenaga kerja yang mendingin akan membawa lebih banyak pemotongan suku bunga dari Federal Reserve. Para ekonom memperkirakan Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke level Rp15.751 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.723 per dolar AS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!
-
Purbaya Butuh Rp 45 Miliar buat Investasi Teknologi AI di Pelabuhan
-
Tekan Impor LPG, ESDM Buka Wacana Beri Subsidi Penggunaan DME
-
Pengusaha Hotel Hingga Pedagang Pasar Resah Soal Wacana Kebijakan Rokok Baru
-
Menteri Purbaya Sindir Kinerja Bea Cukai: Orangnya Pintar-pintar, Tinggal Digebukin Aja
-
Minat BUMN Untuk IPO Makin Jauh, OJK dan BEI Mulai Ketar-ketir
-
Purbaya Resmikan 3 Teknologi AI Canggih di Pelabuhan, Biar Kerja Bea Cukai Tak Lagi Lambat
-
Kemenperin Umumkan Jurus Baru Agar Industri RI Bisa Bersaing Global
-
Investor Saham Makin Doyan Market Order, Nilai Transaksi Tembus Rp1 Triliun Per Hari