Suara.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyambut baik kebijakan pemangkasan tarif pungutan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya. Kebijakan tersebut cukup membantu para pengusaha di tengah tingginya beban industri sawit.
Ketua Umum Gapki, Eddy Martono menjelaskan, saat ini, terdapat tiga jenis pungutan yang dibebankan kepada para pelaku industri sawit yakni, Domestic Market Obligation (DMO), pungutan ekspor (PE), serta Bea Keluar (BK).
"Nah ini kalau waktu itu kan total kira-kira kalau ditotal sekitar US$ 138 per metrik ton, dengan turun menjadi 7,5%, kira-kira sekarang di angka sekitar US$ 130-anlah, masih agak mending. Jadi artinya ini cukup membantu," kata Eddy Martono ditemui awak media di sela-sela kegiatan sosialisasi terkait pelaksanaan eksportasi dan pungutan ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya di Hotel Ciputra World Surabaya, Kamis, (21/11/2024).
Gapki meyakini, penurunan tarif pungutan ekspor dari 11% menjadi 7,5% dapat meningkatkan ekspor kelapa sawit Indonesia. Pasalnya, pemangkasan tarif pungutan ekspor CPO dan turunannya dapat membuat harga sawit Indonesia menjadi lebih kompetitif.
Eddy menyebut, baru saja bertemu dengan importir minyak sawit dari Cina. Mereka menyampaikan bahwa harga minyak sawit Indonesia lebih mahal dari harga minyak bunga matahari. Sehingga mereka pun beralih dari minyak sawit ke minyak bunga matahari. Padahal Cina merupakan importir terbesar minyak sawit Indonesia.
"Oleh karena itu, menurut saya sudah sangat bagus pemerintah merespon itu dengan menurunkan (pungutan ekspor). Kita harapkan dengan beberapa bulan, ini (penurunan pungutan ekspor CPO) bisa menjadi meningkatkan ekspor kita," imbuhnya.
Meski demikian, Eddy mengakui bahwa para pelaku industri sawit masih berharap tarif pungutan ekspor dapat diturunkan lebih jauh. Namun, pihaknya juga menyadari pentingnya tarif pungutan tersebut guna mendukung program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang menjadi prioritas pemerintah.
"Terus terang, kita berharap ini masih bisa turun lagi. Tetapi kan kita juga melihat bahwa Pemerintah butuh dana PSR. Kalau nanti kita minta turun lagi, ini problem lagi, kita jadi gimana mau PSR ditingkatkan. Sementara dananya juga berkurang," katanya.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil terbesar di dunia. Perkebunan kelapa sawit Indonesia juga menghasilkan devisa signifikan bagi perekonomian negara.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 tumbuh 4,9%. Adapun produk domestik bruto (PDB) pada sektor pertanian dan perkebunan tumbuh 1,69%, dan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 4,23%. Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas penggerak di kedua sektor tersebut.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), sampai dengan September 2024, ekpsor nonmigas Indonesia mencapai US$ 181,14 miliar, di mana sekitar US$ 14,43 miliar atau 10,18% dari berasal ekspor minyak dan lemak nabati yang dinominasi oleh minyak kelapa sawit.
Berita Terkait
-
Pemerintah Dorong Sertifikasi ISPO Hulu-Hilir untuk Keberlanjutan Kelapa Sawit
-
Cegah Karhutla, Menteri KLH Minta Pelaku Usaha Perkebunan Koordinasi dengan GAPKI
-
Industri Sawit Nasional Hadapi Tantangan Stagnasi, GAPKI Tekankan Peningkatan Produktivitas dan Kesejahteraan Buruh
-
Strategi Penguatan Hilirisasi Sawit Bagi Pangan dan Energi Indonesia
-
Tak Hanya Urus Sawit, Gapki Dukung Ketahanan Iklim Melalui Rehabilitasi Mangrove
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya
-
KB Bank Catat Laba Bersih Rp265 Miliar di Kuartal III 2025, Optimistis Kredit Tumbuh 15 Persen
-
Ekspor Batu Bara RI Diproyeksi Turun, ESDM: Bukan Nggak Laku!
-
IHSG Berhasil Rebound Hari Ini, Penyebabnya Saham-saham Teknologi dan Finansial
-
Pengusaha Muda BRILiaN 2025: Langkah BRI Majukan UMKM Daerah