Suara.com - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melalui program Employee Volunteering Initiation (Evolution), kembali menunjukkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan kawasan perairan di Indonesia.
Bertajuk ‘Edukasi Konservasi Terumbu Karang (AKSI TERANG)’, Evolution kali ini berlangsung di Desa Lihunu, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.
Pupuk Kaltim berkolaborasi dengan sejumlah pihak turun langsung melakukan aksi perlestarian perairan. Diantaranya Pupuk Kaltim Diving Club (PKTDC), Pemerintah dan masyarakat Desa Lihunu, serta Seasoldier Indonesia Cabang Sulawesi Utara.
Bersama puluhan karyawan, AKSI TERANG terbagi dalam dua sasaran, yakni rehabilitasi terumbu karang melalui pembuatan dan penurunan media terumbu sebanyak 47 unit di kawasan konservasi Taman Wisata Perairan (TWP) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang.
"Selain itu juga dilakukan edukasi terkait pentingnya melestarikan lingkungan dan kawasan perairan sejak dini, melalui edutainment puppet show bagi 47 anak di Desa Lihunu," ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo, ditulis Jumat (13/12/2024).
Dijelaskan Soesilo, pelestarian ekosistem perairan dan terumbu karang menjadi salah satu fokus perhatian Pupuk Kaltim dalam mendukung keberlanjutan, sekaligus bagian dari implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG) yang menjadi landasan operasional Perusahaan.
Hal ini melihat ancaman terhadap terumbu karang akibat aktivitas manusia maupun perubahan iklim yang terus meningkat, sehingga menjadi tantangan yang butuh perhatian dan penanganan bersama.
Maka melalui Evolution, Pupuk Kaltim menunjukkan komitmen sekaligus aksi nyata dengan turun langsung di KEK Likupang, agar masyarakat makin memahami pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab bersama.
"Ini menjadi salah satu sarana efektif dengan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan konservasi yang berkelanjutan," lanjut Soesilo.
Baca Juga: Tanggapi Demo PP-PKT, Pupuk Kaltim Tegaskan Kepatuhan pada Aturan yang Berlaku
Pentingnya kolaborasi dalam mendukung keberlanjutan ekosistem perairan juga terus dioptimalkan di kawasan sekitar perusahaan, yang setiap tahun menurunkan sekitar 500 unit terumbu buatan di area koservasi Tobok Batang dan Pasilan Kota Bontang.
Program ini telah berjalan sejak 2011, dan hingga kini terdapat 6.882 unit terumbu buatan. Selain itu Pupuk Kaltim juga menginisiasi pembentukan Center of Excellence (CoE) Terumbu Karang, yang meliputi berbagai kegiatan seperti transplantasi terumbu, pembibitan melalui fasilitas coral nursery hingga penyuluhan bagi masyarakat.
"Pupuk Kaltim juga memiliki mitra binaan yang diberdayakan untuk pembuatan dan penuruanan media terumbu di Kota Bontang, yakni Kelompok Kimasea dan Karaka, sebagai wujud kolaborasi bersama masyarakat sekitar," terang Soesilo.
Melalui AKSI TERANG kali ini, diharap makin mendorong masyarakat untuk terlibat langsung dalam menjaga kelestarian ekosistem perairan, sekaligus mengajak seluruh pihak meningkatan inisiatif serupa di masa datang. Mengingat dampak positifnya terhadap kelangsungan ekosistem perairan bagi generasi penerus.
"Kita mungkin tidak dapat menyelesaikan semua tantangan lingkungan dalam waktu singkat. Namun, setiap langkah kecil yang diambil, akan memberikan kontribusi besar bagi masa depan bumi yang lebih baik," tambah Soesilo.
Mewakili Pemerintah, Sekretaris Desa Lihunu Candra Bawole, menyampaikan apresiasi atas dukungan Pupuk Kaltim mendorong kesadaran bersama, untuk senantiasa menjaga ekosistem perairan dalam jangka panjang. Kegiatan ini kata dia, menunjukkan komitmen kuat perusahaan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bersama, mengingat sinergi yang kuat antar seluruh pihak merupakan kunci utama mewujudkan konservasi yang berkelanjutan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- Ke Mana Saja Rp26 Triliun Dana Transfer Pusat Mengalir di Sulawesi Selatan?
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Poin-poin Utama Kasus Dana Nasabah Mirae Asset Rp71 Miliar 'Hilang'
-
Panduan Mengurus STNK, BPKB, dan Risalah Lelang Kendaraan Hasil Lelang
-
Asing Topang IHSG, Saham CDIA, BRMS, dan ASII Paling Banyak 'Dipanen'
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Bandara IMIP Dicabut Statusnya, Menteri Investasi: Investor Butuh Kepastian, Bukan Label
-
PGAS-GIAA Kirim 3 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera, Aceh Jadi Fokus Utama
-
Bahlil Relaksasi Aturan Beli BBM Pakai Barcode di Sumatra-Aceh
-
Viral BSU Cair Rp 600.000 Dibayar Sekaligus Tahun 2025, Cek Faktanya
-
Kenaikan Harga Emas Mulai Rasuki Inflasi RI
-
Tujuh Anak Usaha PHE Masuk 10 Besar Produsen Minyak, Pakar: Grade A Migas Memang Ada di Hulu