Suara.com - Para ahli ekonomi kembali menegaskan pentingnya percepatan industrialisasi sebagai kunci utama untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang ditargetkan Pemerintahan Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Center of Economic Reform (CORE) Indonesia Mohammad Faisal dalam acara diskusi bertajuk "Energi Baru dan Terbarukan (EBT): Pendorong atau Penghambat pertumbuhan Ekonomi" di Kantor Core Indonesia, Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Faisal mengatakan dalam kajian baru pihaknya menunjukkan bahwa tanpa adanya percepatan dalam sektor industri manufaktur, target pertumbuhan ekonomi yang ambisius tersebut akan sulit tercapai.
Pandangan ini sejalan dengan target pemerintah yang baru, yang juga menempatkan industrialisasi sebagai salah satu fokus utama dalam program pembangunan.
"Sejak beberapa tahun lalu, kami telah menekankan pentingnya industrialisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kajian terbaru kami semakin memperkuat pandangan tersebut," kata Faisal.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 yang dilaporkan pemerintahan Prabowo Subianto menunjukkan angka yang masih di bawah target pemerintah, yaitu sebesar 4,8 persen hingga 5 persen.
Angka ini dianggap masih jauh dari target 8 persen yang ingin dicapai dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
"Untuk mencapai target 8 persen, pertumbuhan ekonomi kita harus tumbuh lebih cepat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, langkah-langkah percepatan industrialisasi harus segera dilakukan," katanya.
Baca Juga: Generasi Muda Bicara Ekonomi: CORE Indonesia Gelar Youth Economic Summit
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
RUU Redenominasi Rupiah Sudah Masuk Rencana Strategis Kemenkeu Hingga 2027
-
Bahlil Tunjuk Tim Baru BPH Migas untuk Pelototi Penyaluran BBM Subsidi
-
OJK Berencana Hapus Bank Bermodal Kecil, Ini Daftar yang Terdampak
-
Rupiah Senin Sore Perkasa, Didorong Keyakinan Mayarakat Soal Prospek Ekonomi RI
-
Saham INET Meroket! Efek Kinerja Keuangan dan Kabar Rights Issue Rp 3,2 Triliun?
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Pemerataan Ekonomi, BRI Salurkan BLTS Kesra Tahap I Senilai Rp4,4 Triliun untuk 4,9 Juta Keluarga
-
Ingin Beli Emas? Ini 3 Langkah Mudah di Pegadaian yang Wajib Kamu Tahu!
-
Toyota-Pertamina Siap Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Mulai Jalan 2026