Soal penghargaan Best Achievement, Adhi menjelaskan alasannya. Katanya, “Ini karena Presuniv tidak mengukur keberhasilan mahasiswa hanya dari capaian akademik semata sebagaimana tercermin dari Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK. Kami juga menghargai berbagai capaian lainnya yang diraih oleh mahasiswa, seperti penghargaan Best Career. Capaian itu membuktikan bahwa materi yang kami berikan saat kuliah ternyata mampu mengembangkan potensi yang mereka miliki dan sesuai dengan kebutuhan di dunia usaha.”
Wisuda ke-20 kali ini digelar dalam dua sesi, yakni pagi dan siang. Selain Irene Umar, Prof. Stephen G. Barnes, Assistant Dean of Graduate and International Programs at Penn State Law, The Pennsylvania State University, Amerika Serikat, juga menyampaikan keynote speech-nya. Pidato kunci pada upacara wisuda juga disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah 4 Samsuri, dan Prof. Ki-chan Kim.
Dalam pidatonya Barnes mengajak seluruh lulusan untuk, “Mulailah mengajar!” Urainya, selama belajar di kelas, di studio, atau di laboratorium, tanpa disadari, seluruh lulusan sebetulnya telah berlatih untuk menjadi seorang guru.
Barnes mengajak, “Dalam beberapa minggu ke depan, kunjungi sekolah lama Anda, dan temui beberapa guru yang menginspirasi. Ucapkan terima kasih, dan bantulah mereka mengajar, menjadi tutor bagi para siswa, atau mengajarkan siswa berbagai keterampilan lainnya. Berbagilah inspirasi dengan mereka.”
Kepada seluruh wisudawan, Samsuri berpesan agar mereka tidak pernah berhenti belajar. “Meski kalian telah lulus dari Presuniv, janganlah pernah berhenti belajar. Sebab setelah lulus dari Presuniv, kalian akan memasuki kampus yang baru, yakni kampus kehidupan,” katanya.
Samsuri juga membagikan resep suksesnya di kampus kehidupan. Pertama, katanya, “Cepat beradaptasi.” Kedua, mampu membangun komunikasi yang efektif.
“Kunci dari kemampuan berkomunikasi bukan ahli pidato, tetapi mampu meyakinkan orang lain,” ungkapnya.
Ketiga, lanjut Samsuri, perbanyak network atau jejaring. “Kita tidak akan sukses kalau hanya bekerja sendiri. Kita selalu membutuhkan bantuan orang lain,” katanya. Dan, keempat, mengubah mindset untuk bisa menjadi problem solver. Katanya, “Untuk bisa menjadi problem solver, jangan berada di zona nyaman atau lari dari masalah.”
Baca Juga: Presuniv Bangun Rumah Sakit Pendidikan di Kota Jababeka, Perkuat Ekosistem Kesehatan RI
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
-
Emas Terbang Tinggi! Harga Antam Tembus Rp 2.596.000, Cetak Rekor di Pegadaian
Terkini
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Menkeu Purbaya Buka Suara: Tak Ada Anggaran di APBN untuk 'Family Office', Tapi Siap Beri Dukungan!
-
Profil Glenny Kairupan: Direktur Garuda Indonesia, Kader Gerindra, Purnawirawan TNI
-
Investor Baru Bawa Angin Segar, FUTR Bakal Bangun PLTS 130 MW
-
Nasib Kelangkaan Stok BBM SPBU Swasta Ditentukan Jumat Ini
-
Warning Keras Mahfud MD ke Menkeu Purbaya: Bubarkan Satgas BLBI Ciptakan Ketidakadilan
-
Dasco dan Mensesneg Sambangi Rosan Roeslani di Danantara, Ini yang Dibahas
-
Menkeu Purbaya Dapat Pesan 'Rahasia' Lewat WA: Larang Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai APBN
-
Bahlil Baru Loloskan 4 dari 190 Perusahaan Tambang untuk Kembali Beroperasi
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok