Suara.com - Hilirisasi bukan lagi wacana kebijakan yang terbatas di ruang-ruang kementerian. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tuntutan kemandirian ekonomi nasional, hilirisasi harus dipahami sebagai strategi besar bangsa, bukan sekadar kebijakan sektoral yang reaktif.
Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, menegaskan bahwa hilirisasi seharusnya menjadi gerakan nasional yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, karena menyangkut arah masa depan Indonesia.
"Ini bukan semata soal industri, tapi soal arah masa depan bangsa. Hilirisasi harus menjadi gerakan nasional. Semua anak bangsa harus punya perspektif yang sama bahwa inilah jalan menuju kemandirian dan kemajuan Indonesia," ujar Bambang di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Pernyataan itu menandakan pentingnya perubahan paradigma dalam memandang hilirisasi, dari yang semula hanya berfokus pada pelarangan ekspor bahan mentah, menjadi upaya terintegrasi untuk membangun kedaulatan atas sumber daya alam.
Hilirisasi bukan sekadar menjual lebih mahal, tetapi membangun kemandirian teknologi, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global.
Fondasi hukum sebenarnya sudah ada. Undang-Undang Minerba sejak 2009 dan revisinya pada UU Nomor 3 Tahun 2020 telah memberi mandat yang jelas untuk melarang ekspor bijih mineral mentah. Pemerintah pun sudah bergerak, antara lain dengan membentuk Satuan Tugas Hilirisasi dan Ketahanan Energi yang diketuai oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Inisiatif ini dinilai sudah menunjukkan hasil. Hilirisasi nikel, misalnya, diproyeksikan menciptakan 180 ribu lapangan kerja baru dan menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD 15,8 miliar pada tahun 2030.
Namun, menurut Bambang, semua pencapaian tersebut masih berada di permukaan. Tantangan mendasar masih membayangi pelaksanaan hilirisasi di berbagai daerah. Mulai dari infrastruktur yang belum merata, kurangnya kesiapan sumber daya manusia dan teknologi, hingga regulasi yang tumpang tindih antarinstansi.
Selain itu, sistem logistik dan kawasan industri belum efisien, sementara pelaku UMKM masih kesulitan mengakses pembiayaan dan masuk ke rantai pasok industri.
Baca Juga: Bauksit Kunci Hilirisasi Mineral, Pemerintah dan Pelaku Usaha Siapkan Akselerasi Industri Alumina
Selain tantangan domestik, tekanan global terhadap pengurangan emisi karbon juga menjadi penentu arah kebijakan hilirisasi. Dunia menuntut industri yang lebih ramah lingkungan.
Maka, hilirisasi bukan hanya tentang efisiensi dan nilai tambah, tetapi juga soal keberlanjutan dan reputasi Indonesia di pasar global. Tanpa inovasi teknologi hijau, produk hilir Indonesia akan kalah saing, bahkan ditolak pasar internasional.
Menyadari kompleksitas tantangan tersebut, Bambang mendorong kolaborasi yang lebih kuat antar kementerian dan lembaga. Ia menekankan pentingnya sinergi dalam percepatan pembangunan infrastruktur, penyusunan regulasi yang konsisten, serta penciptaan iklim investasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Tak kalah penting adalah digitalisasi industri, penguatan pelaku usaha lokal, serta peningkatan kapasitas tenaga kerja melalui pelatihan berkelanjutan.
Bambang menyampaikan bahwa hilirisasi tidak boleh hanya menjadi proyek elite pemerintah. Kemandirian ekonomi tidak akan terwujud jika hilirisasi gagal menjadi kesadaran kolektif bangsa. Ini adalah momen di mana seluruh komponen negara harus bergerak dalam satu arah.
"Kalau kita ingin berdikari secara ekonomi dan jadi pemain global, hilirisasi harus jadi kesadaran kolektif. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tugas kita bersama sebagai bangsa," imbuh dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Gudang Garam Lakukan PHK Massal, KSPI: Selamatkan Industri Rokok!
-
5 Jenis Bahan Pintu Rumah Terbaik yang Bikin Hunian Nyaman dan Tampak Elegan
-
10 Warna Cat Rumah Sejuk dan Terang yang Cocok untuk Segala Gaya Hunian
-
Jangan Ketinggalan! LOTTE Grosir Gelar Promo SERBA MURAH
-
Kuras Anggaran Rp4,1 Triliun, WSKT Ungkap Progres Proyek LRT Jakarta Fase 1B
-
Link Saldo DANA Kaget Untuk Long Weekend, Segera Klaim Sebelum Diburu
-
Malam Minggu Ceria: Rebutan DANA Kaget Hingga Rp249 Ribu! Siapa Cepat Dia Dapat
-
Rezeki Akhir Pekan: 3 Link Saldo DANA Kaget Siap Diklaim, Berpeluang Dapat Rp245 Ribu!
-
5 Pilihan Cat Genteng Anti Sinar UV, Bikin Atap Rumah Awet dan Sejuk!
-
Transmart Hadirkan Promo Paket Super Hemat yang Bikin Dompet Tersenyum Lebar!