Suara.com - Ekonom Konstitusi Defiyan Cori, menyarankan pemerintah manfaatkan energi listrik untuk produksi pertanian, perkebunan dan peternakan.
Pemanfaatan ini dengan skema electrifying agriculture atau elektrifikasi pertanian.
Dia menilai, electrifying agriculture bisa meningkatkan produktivitas hasil panen serta, lebih efisien dari segi biaya produksi.
"Elektrifikasi Agriculture adalah bentuk transformasi dalam memajukan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan nasional, terutama di tengah tantangan seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga bahan bakar," ujar Defiyan kepada media pada Senin 26 Mei 2025.
Defiyan mengatakan, dalan praktiknya, electrifying agriculture menggunakan listrik sebagai sumber energi utama dalam berbagai aktivitas pertanian, perkebunan dan peternakan, mulai dari irigasi, pengolahan hasil panen, smart farming hingga penyimpanan.
Dia menyebut, skema tersebut bisa murah, karena listrik lebih murah jika dibandingkan dengan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Dengan demikian, penghematan tersebut dapat dialokasikan pada operasional lainnya sehingga produktivitas dapat meningkat," imbuh dia.
Defiyan melihat, para petani masih memanfaatkan mesin berbahan bakar solar atau bensin untuk menyiram sawah, menggiling hasil panen, hingga mengangkut hasil pertanian.
"Electrifying agriculture menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Cukup dengan beralih ke pompa air listrik, traktor listrik, atau cold storage berbasis listrik, biaya bisa ditekan secara signifikan," jelas dia.
Baca Juga: Studi: Kekeringan Panjang dan Cuaca Ekstrem Bisa Bikin Produksi Beras dan Jagung Menyusut
Lewat skema ini, Defiyan mengatakan bahwa petani dan peternak juga bisa menggunakan teknologi-teknologi baru, sehingga tercipta smart farming.
Dengan mekanisasi dan digitalisasi, visi sebagai petani dan peternak modern dapat diwujudkan.
"Dengan smart farming, jaringan listrik akan lebih efisien untuk mengairi sawah dengan mesin pompa air, memberantas hama dengan lampu penjebak hama, mengatur suhu ruangan ternak dan lahan yang memerlukan pengawasan intensif," beber dia.
Selain efisien, Defiyan menyebut, skema elektrifikasi agriculture juga menitikberatkan pada keberlanjutan sosial dan lingkungan.
Sebab, emisi yang dihasilkan listrik lebih sedikit.
"Peralatan listrik umumnya lebih mudah dirawat, tidak bising, dan menghasilkan emisi yang jauh lebih rendah," kata dia.
Berita Terkait
-
Serapan Bulog Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras
-
Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Perum Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih
-
Tanam Perdana Cetak Sawah di Kapuas: Strategi Wujudkan Swasembada Pangan
-
Tembakau Hingga Kopi Masih Jadi Salah Satu Pendorong Utama Ekonomi Indonesia
-
Prabowo Beri Restu RI Ekspor Beras ke Sejumlah Negara
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco