Suara.com - Sebuah langkah revolusioner diambil oleh Petrokimia Gresik, anggota holding Pupuk Indonesia, bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Keduanya sukses menjalankan pilot proyek dekarbonisasi dengan teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU) yang tak hanya mengurangi emisi, tapi juga menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi.
Proyek ini disebut menjadi "angin segar" bagi industri berkelanjutan di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menegaskan bahwa teknologi CCU adalah solusi strategis untuk mengurangi emisi dan mengubahnya menjadi produk bernilai tambah. "Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE (Net Zero Emission), tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi," jelasnya, Sabtu (23/8/2025).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, mengungkapkan bahwa pilot proyek CCU di pabrik mereka telah berjalan selama kurang lebih satu bulan. Fasilitas ini dirancang untuk mengubah emisi karbon menjadi produk samping berupa soda ash dan baking soda.
Kedua produk ini sangat strategis karena kebutuhan dalam negeri, seperti untuk industri kaca dan detergen, mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dan selama ini seluruhnya masih dipenuhi dari impor.
"CO yang merupakan emisi karbon bisa diubah menjadi produk yang dibutuhkan oleh industri," kata Daconi. Ia menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi soda ash hingga 50.000 ton, atau menyerap 20.000 ton CO melalui proyek ini.
Sebagai produsen pupuk dan bahan kimia raksasa, Petrokimia Gresik berpotensi menghasilkan 2 juta ton emisi karbon per tahun. Hingga 2025, perusahaan ini sudah berhasil mengurangi sekitar 400 ribu ton CO ekuivalen. Namun, masih tersisa sekitar 1,6 juta ton yang harus ditangani.
Teknologi CCU menjadi solusi krusial. Proyek ini selaras dengan peta jalan dekarbonisasi Petrokimia Gresik menuju NZE 2050.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, menambahkan bahwa pilot proyek ini membuktikan emisi karbon bisa menjadi bahan baku bernilai ekonomis. Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah kini mempercepat target NZE menjadi 2050. "Alhamdulillah Petrokimia Gresik bersedia menjadi lokasi pilot project tersebut," ungkap Eko.
Baca Juga: SKK Migas Klaim Pasokan Gas Industri Mulai Lancar
Pilot proyek CCU ini tidak hanya bertujuan mengurangi emisi dan menghasilkan produk substitusi impor, tetapi juga untuk menguasai teknologi CCU dan mendorong pengembangan mesin CCU di dalam negeri. Langkah ini diharapkan mampu membawa industri Indonesia menuju masa depan yang lebih hijau, mandiri, dan berkelanjutan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Pemerintah Diminta Untuk Pikir-pikir Terapkan Kebijakan B50
-
Proyek Tol Serang-Panimbang Ditargetkan Rampung 2027
-
Prabowo Mau Kirim 500 Ribu Tenaga Kerja ke Luar Negeri, Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun
-
BRI Perkuat Ekonomi Rakyat Lewat Akad Massal KUR dan Kredit Perumahan
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
HUT ke-130 BRI: Satu Bank Untuk Semua, Wujud Transformasi Digital
-
Marak Penipuan Ponsel Bekas, Ini 8 Langkah Cerdas Agar Tak Jadi Korban
-
Bank Mandiri Semarakkan Aksi Berkelanjutan Looping for Life di Livin' Fest 2025
-
OCBC Nilai Investor Masih Percaya pada Fundamental Ekonomi Indonesia